Selasa, 30 Oktober 2012

KADER KAMMI UNY berprestasi



Nama   Lengkap                      : Dhariska Rahmi Nikmatul Fauziyah 
Nama Panggilan                      : Ari
Tempat Tanggal Lahir             : Banyumas, 10 Desember 1989
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Golongan Darah                      : A
Agama                                     : Islam
Alamat Asal                            : Ds Cilongok Rt 4 Rw I, Kec. Cilongok, Kab. Banyumas
Alamat Di Yogyakarta            : Jln. KH Wahid Hasyim Gg Pucung I, Condongcatur,     
  Depok, Sleman
No HP                                     : 085292803717
Email                                       : dhariska_rnf@yahoo.co.id
Motto Hidup                           : Optimis Sampai Finish!!
Hoby                                       : Membaca, memasak, berenang
Cita-cita                                  : Menjadi guru yang menginspirasi, mendirikan sekolah Multiple Intellegences
 
Riwayat Pendidikan               :
Nama Sekolah
Alamat
Tahun Lulus
SD N 1 Cilongok
Cilongok
2001
SMP N 1 Purwokerto
Purwokerto
2004
SMA N 1 Purwokerto
Purwokerto
2007
Universitas Negeri Yogyakarta (Pendidikan IPA)
Yogyakarta
Januari 2012
Riwayat Organisasi selama di kampus            :
No
Organisasi
Jabatan
Periode
1.
Hima Fisika
Staf PPSDM
2008
2.
Hima IPA
Kabid PPSDM
2009
3.
BEM FMIPA UNY
Sekjend
2010
4
KAMMI Komsat UNY
Ka BUMK
2009
5
Tutorial PAI
Tutor
2008 – sekarang
6
KAMMI Komsat UNY
Kadept Pengembangan Wilayah
2011
7
TPA Babussalam
Pengajar
2011 – sekarang
8
Komunitas Peduli Indonesia (KOPI)
Koord. Pendidikan
2011 – sekarang
Saya menulis ini bukan semata sayalah yang terbaik diantara banyak aktivis mahasiswa yang berprestasi. IPK saya tidaklah tinggi, Alhamdulillah masih bisa menembus batas cum laude, yaitu 3,53. Mungkin banyak yang mengira bahwa kami yang cum laude ini adalah mahasiswa yang senantiasa berkutat dengan buku-buku kuliah dengan perpustakan sebagai pangkalannya. Namun, justru sebagian besar dari kami adalah para aktivis organisasi mahasiswa, aktivis organisasi pengembangan masyarakat, aktivis organisasi pengembangan bakat dan minat, dan sebagainya. Berbagai aktivitas di luar perkuliahan bukanlah sebagai penghalang kami untuk tetap berprestasi di bidang akademik. Tentu perlu usaha dan ikhtiyar yang kuat, do’a yang mempeng, serta tawakal mantap.
 
Menjadi aktivis mahasiswa adalah sebuah pilihan dimana dalam memilihnya ini perlu sebuah kesadaran. Kesadaran inilah salah satu hal yang menjadi pengaruh kekuatan saya untuk mencoba berkomitmen setiap hal yang saya pilih. Menyadari dengan segenap kesibukan menjadi aktivis, maka lahirlah kesadaran untuk belajar memulai memanajemen diri dengan baik. 
 
Aktivitas menjadi aktivis organisasi mahasiswa diawali denga mengikuti Himpunan Jurusan Fisika (karena belum ada Hima IPA). Dari sini saya mulai belajar bagaimana cara berorganisasi di kampus, apalagi bersemangat untuk mendirikan hima baru yang otomatis menyita lebih banyak waktu di organisasi. Saat di Hima Fisika ini pulalah saya mengenal KAMMI dari seorang kawan dan saya memutuskan ikut Daurah Marhalah I bersama beberapa teman kelas. 
 
DM I yang dilaksanakan di Prambanan ini memberikan kesan yang mendalam dengan banyak ilmu yang tidak saya duga sebelumnya yang akhirnya menjadi titik tolak perubahan sikap dan cara berfikir saya, termasuk bagaimana saya bisa lebih survive dan lebih bisa memanajemen diri. Setelah bergabung dengan KAMMI, saya menemukan keluarga baru yang dibalut kekuatan ukhuwah Islamuyah. Di sana kami belajar, berdiskusi dan melakukan banyak hal, sehingga mampu membuka wawasan dan kecakapan diri. Kapasitas – kapasitas inilah yang menjadi pendukung utama IPK saya naik dari 3,33 (semester I) menjadi 3,53 (semester akhir). -Saya meruntuhkan anggapan bahwa “IPK Semester I adalah patokan IPK selanjutnya, jika IPK Semeseter I bagus, maka selanjutnya akan bagus”. TIDAK!! Kasihan sekali mahasiswa yang disemester awal mendapat IPK rendah. Tak adakah ruang atau cara agar mereka bisa merasakan bahagianya mendapat IPK yang baik? -
 
Mengapa bisa? Dengan bekal wawasan dan kecakapan diri tersebut, dengan izin Allah kita lebih mudah menangkap pelajaran, lebih mudah dan lugas dalam menyampaikan gagasan pada saat diskusi di kelas, serta lebih mudah bekerja sama dalam tugas-tugas kelompok, Selain itu juga berdampak social kepada teman-teman kuliah. Walaupun menjadi aktivis, yang tidak boleh dilupakan adalah tetap menjaga persahabatan dengan teman-teman kuliah, mengajak mereka dalam kebaikan-kebaikan. Dan kadang merakalah “alarm” bagi saya untuk tidak lalai dengan tugas-tugas kulaih. Mengormati dosenpun menjadi hal yang utama. Kita perlu menghormati dengan keberagaman gaya mengajar para dosen. Dari mengenal gaya mengajar dosen, secara langsung kita bisa mengatur diri kita bagaimana sikap dan cara belajar yang tepat untuk setiap mata kuliah.
 
Di akhir, saya mengajak mahasiswa khususnya mahasiswa UNY untuk menjadi aktivis. Bukan alasan menjadi aktivis, maka kita tidak dapat berprestasi di bidang akademik. Kenyataannya lebih banyak mahasiswa yang belum lulus atau lulus dengan nilai pas-pasan atau bahkan kurang, justru mereka adalah mahasiswa yang tidak aktif di organisasi luar perkuliahan. Perlu diingat bahwa soft skill sangat dibutuhkan pasca kelulusan. Dan soft skill ini bisa kita dapatkan dan kita kembangkan di organisasi di luar perkuliahan, dan saya menemukannya di KAMMI. Selamat bagi kalian yang memilih menjadi aktivis. Teruslah Berjuang!!

*Tulisan ini Pernah dimuat di buletin Profetika KAMMI UNY

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Blog Komisariat KAMMI UNY
Maira Gall