Sebuah perjalanan yang sangat manis dan
indah telah mengiringi jalan hidup remaja ini. Empat belas tahun sudah ia
berjalan. Terlahir di dalam situasi yang sangat menyenangkan, sesuai dengan
habitatnya, dan bersemai dimedia yang memang sudah dimatangkan. Ia terlahir
dari rahim ibu yang suci dan penuh kehangatan. Maka dari itu, ia ada dalam
kondisi yang paling prima untuk berkembang dan tumbuh. Tumbuh sesuai dengan
fungsinya, berkembang sesuai dengan prinsipnya.
Kammi, remaja ini, telah banyak sekali
mencipta dan hadir di banyak tindakan nyata. Bukan hanya sekedar wacana, ia
juga telah berkontribusi besar mencipta demokrasi di negara ini. Bersama dengan
gerakan-gerakan lain, mereka berjajar membentuk barisan, saling mendukung
merubuhkan tembok otoriter. Berkubang dalam peluh dan berbasuh dengan darah.
Bukan ia tak terluka, tapi bagaimanapun suatu saat ia ingin berjalan dengan
kakinya sendiri, bebas, tak perlu ada yang mengekangnya kemanapun langkahnya
terarah hingga ia mampu berlari menyongsong angin.
Terlahir dari rahim LDK, Kammi bukanlah
benar-benar bayi yang teramat polos dan lugu untuk menerima segala perintah dan
sugesti orang lain yang bukan ibunya. Justru ia sangat aktif dan kritis
mencukur habis tiap helai kepongahan yang disuarakan sang rezim otoriter.
Bersama gerakan lain saling membahu demi terciptanya kondisi di mana ia bisa
bebas bersuara, sama seperti yang lain harapkan juga.
Kammi, bagaimanapun juga terus tumbuh.
Semakin besar dan dewasa. Dulu, ia akan turun ke jalan jika ia tidak suka.
Kini, ia punya lebih banyak cara untuk mengungkapkan ketidaksukaannya. Kammi
bukanlah oposisi. Ia adalah control untuk kebijakan ketua sukunya. Suku
Indonesia. Suku Indonesia yang sangat ia cintai. Ia kini telah menerapkan
banyak cara untuk mengontrol ketua
sukunya itu. Buku, harian, maupun koran telah banyak menjadi media yang sangat
berperan menyuarakan aspirasi Kammi. Bukan berarti Kammi meninggalkan cara
lama, demonstrasi, hanya saja Kammi sedikit mengurangi konsentrasinya pada cara
tersebut, dan membaginya dengan cara baru. Bermetamorfosis dari gerakan jalanan
menjadi gerakan intelektual.
Dengan buruknya nama demonstrasi di mata
publik, Kammi akan tetap melestarikan cara tersebut dengan berbagai polemik di
dalamnya. Kammi mengerti bahwa citra demonstrasi sudah terlampau buruk, jadi
Kammi memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi yang baik. Yang tidak
merugikan diri sendiri maupun pihak lain,yang telah melalui kajian dan riset
mendalam, yang memiliki strategi dan teknis. Ditambah dengan banyaknya inovasi-inovasi aksi yang
umum berkembang saat ini, maka tidak ada alasan apapun yang mendukung Kammi
melakukan tindak anarkhis, apapun bentuknya. Demonstrasi yang dulu menjadi cara
terjitu menumbangkan rezim Orba dan
mewujudkan era baru di sejarah negara ini.
Terlepas dari stigma masyarakat, aksi,
termasuk demonstrasi, lebih berperan sebagai sarana aktualisasi diri. Sarana
menyuararakan aspirasi. Sarana menunjukkan eksistensi diri pada publik bahwa
Kammi ada, dan Kammi belum (semoga tidak) kehilangan ruh gerakannya. Kammi
masih tumbuh sesuai fungsinya, dan berkembang sesuai prinsipnya.
Empat belas tahun kini usia Kammi.
Banyak yang telah datang dan telah pergi. Banyak yang datang karena mengenal,
banyak pula yang datang karena
sama sekali tidak kenal. Kammi yang kemudian mengebangkan pemikirankan mereka,
melalui DM 1, DM 2, MK 1, MK 2, demi mencetak kader-kader militan yang akan
menjadi tangan kanan gerakan dakwah siyasi di kampus-kampus. Kecantikan kammi tak ternoda dengan
ketegasan sikapnya, tak terkikis oleh kerasnya prinsipnya. Hingga akhirnya banyak yang harus beranjak menyambut amanah
lain. Ada yang pergi setelah dibesarkan namanya oleh Kammi, adapula yang pergi
setelah membesarkan nama Kammi. Semuanya pergi setelah memberikan kontribusi
besar dan berarti bagi Kammi. Dan pada akhirnya, Kammi membangun kecintaan anggota-anggotanya dengan cara
yang elegan dan tenang dengan berbagai aktifitas yang penuh makna, yang tidak
pernah di sadari anggota-anggotanya, bahwa ia tengah jatuh cinta pada Kammi.
Kammi, remaja
ini, adalah tempat yang sangat nyaman untuk mengeksplor apapun yang anggotanya
punya, sekaligus tempat yang paling tepat untuk belajar apapun yang dibutuhkan
anggotanya. Kammi bukan gerakan politik saja, lebih dari itu adalah gerakan
dari para politis sufi. Penunggang kuda di siang hari, dan rahib di malam hari.
Kammi akan selalu ingat untuk menyeimbangkan kondisi ruhiyah dan dunia. Bukan
hanya memikirkan amalan ruhiyah, tapi juga memperjuangkan kepentingan umat di
dunia. Kammilah yang akan menjadi inspirasi gerakan lain, mengembangkan
tradisiberfikir kritis, dan membelajarkan cara-cara politis dinamis yang manis
dan benar pada mahasiswa-mahasiswa Indonesia. Tugas Kammi untuk mengingatkan
penguasa yang zhalim. Karena yang haq adalah haq, dan yang bathil adalah
bathil.
Ketika dunia
ini akhirnya semakin menggila dengan hedonismenya dan terjebak dalam lilitan idealisme
yang di gembor-gemborkannya sendiri, Kammi tetap setia pada fikrahnya. Dengan
Manhajnya. Dengan perjalanan juangnya. Jihad dengan tangannya. Berfikir dengan
idealismenya. Berucap melalui pena dan retorika utuk mengiringi usaha nyata. Tak pedui betapa invasi
barat menghambur ke negara ini dengan derasnya. Ekonomi, politik, budaya, hingga
pemikiran, berusaha keras merekonstrusi budaya masyarakat, Kammi tidak akan
berhenti. Bergerak tuntaskan
Perubahan. Hingga Islam kan
adidaya.[Olia]
*Dimuat di Profetika ed.pertama 2012
Tidak ada komentar
Posting Komentar