Selasa, 30 Oktober 2012

Let Me Write


Sebuah perjalanan yang sangat manis dan indah telah mengiringi jalan hidup remaja ini. Empat belas tahun sudah ia berjalan. Terlahir di dalam situasi yang sangat menyenangkan, sesuai dengan habitatnya, dan bersemai dimedia yang memang sudah dimatangkan. Ia terlahir dari rahim ibu yang suci dan penuh kehangatan. Maka dari itu, ia ada dalam kondisi yang paling prima untuk berkembang dan tumbuh. Tumbuh sesuai dengan fungsinya, berkembang sesuai dengan prinsipnya.
Kammi, remaja ini, telah banyak sekali mencipta dan hadir di banyak tindakan nyata. Bukan hanya sekedar wacana, ia juga telah berkontribusi besar mencipta demokrasi di negara ini. Bersama dengan gerakan-gerakan lain, mereka berjajar membentuk barisan, saling mendukung merubuhkan tembok otoriter. Berkubang dalam peluh dan berbasuh dengan darah. Bukan ia tak terluka, tapi bagaimanapun suatu saat ia ingin berjalan dengan kakinya sendiri, bebas, tak perlu ada yang mengekangnya kemanapun langkahnya terarah hingga ia mampu berlari menyongsong angin.
Terlahir dari rahim LDK, Kammi bukanlah benar-benar bayi yang teramat polos dan lugu untuk menerima segala perintah dan sugesti orang lain yang bukan ibunya. Justru ia sangat aktif dan kritis mencukur habis tiap helai kepongahan yang disuarakan sang rezim otoriter. Bersama gerakan lain saling membahu demi terciptanya kondisi di mana ia bisa bebas bersuara, sama seperti yang lain harapkan juga.
Kammi, bagaimanapun juga terus tumbuh. Semakin besar dan dewasa. Dulu, ia akan turun ke jalan jika ia tidak suka. Kini, ia punya lebih banyak cara untuk mengungkapkan ketidaksukaannya. Kammi bukanlah oposisi. Ia adalah control untuk kebijakan ketua sukunya. Suku Indonesia. Suku Indonesia yang sangat ia cintai. Ia kini telah menerapkan banyak  cara untuk mengontrol ketua sukunya itu. Buku, harian, maupun koran telah banyak menjadi media yang sangat berperan menyuarakan aspirasi Kammi. Bukan berarti Kammi meninggalkan cara lama, demonstrasi, hanya saja Kammi sedikit mengurangi konsentrasinya pada cara tersebut, dan membaginya dengan cara baru. Bermetamorfosis dari gerakan jalanan menjadi gerakan intelektual.
Dengan buruknya nama demonstrasi di mata publik, Kammi akan tetap melestarikan cara tersebut dengan berbagai polemik di dalamnya. Kammi mengerti bahwa citra demonstrasi sudah terlampau buruk, jadi Kammi memutuskan untuk tetap melakukan demonstrasi yang baik. Yang tidak merugikan diri sendiri maupun pihak lain,yang telah melalui kajian dan riset mendalam, yang memiliki strategi dan teknis. Ditambah  dengan banyaknya inovasi-inovasi aksi yang umum berkembang saat ini, maka tidak ada alasan apapun yang mendukung Kammi melakukan tindak anarkhis, apapun bentuknya. Demonstrasi yang dulu menjadi cara terjitu menumbangkan rezim Orba  dan mewujudkan era baru di sejarah negara ini.
Terlepas dari stigma masyarakat, aksi, termasuk demonstrasi, lebih berperan sebagai sarana aktualisasi diri. Sarana menyuararakan aspirasi. Sarana menunjukkan eksistensi diri pada publik bahwa Kammi ada, dan Kammi belum (semoga tidak) kehilangan ruh gerakannya. Kammi masih tumbuh sesuai fungsinya, dan berkembang sesuai prinsipnya.
Empat belas tahun kini usia Kammi. Banyak yang telah datang dan telah pergi. Banyak yang datang karena mengenal, banyak pula yang datang karena sama sekali tidak kenal. Kammi yang kemudian mengebangkan pemikirankan mereka, melalui DM 1, DM 2, MK 1, MK 2, demi mencetak kader-kader militan yang akan menjadi tangan kanan gerakan dakwah siyasi di kampus-kampus. Kecantikan kammi tak ternoda dengan ketegasan sikapnya, tak terkikis oleh kerasnya prinsipnya. Hingga akhirnya banyak yang harus beranjak menyambut amanah lain. Ada yang pergi setelah dibesarkan namanya oleh Kammi, adapula yang pergi setelah membesarkan nama Kammi. Semuanya pergi setelah memberikan kontribusi besar dan berarti bagi Kammi. Dan pada akhirnya, Kammi membangun kecintaan anggota-anggotanya dengan cara yang elegan dan tenang dengan berbagai aktifitas yang penuh makna, yang tidak pernah di sadari anggota-anggotanya, bahwa ia tengah jatuh cinta pada Kammi.
Kammi, remaja ini, adalah tempat yang sangat nyaman untuk mengeksplor apapun yang anggotanya punya, sekaligus tempat yang paling tepat untuk belajar apapun yang dibutuhkan anggotanya. Kammi bukan gerakan politik saja, lebih dari itu adalah gerakan dari para politis sufi. Penunggang kuda di siang hari, dan rahib di malam hari. Kammi akan selalu ingat untuk menyeimbangkan kondisi ruhiyah dan dunia. Bukan hanya memikirkan amalan ruhiyah, tapi juga memperjuangkan kepentingan umat di dunia. Kammilah yang akan menjadi inspirasi gerakan lain, mengembangkan tradisiberfikir kritis, dan membelajarkan cara-cara politis dinamis yang manis dan benar pada mahasiswa-mahasiswa Indonesia. Tugas Kammi untuk mengingatkan penguasa yang zhalim. Karena yang haq adalah haq, dan yang bathil adalah bathil.
Ketika dunia ini akhirnya semakin menggila dengan hedonismenya dan terjebak dalam lilitan idealisme yang di gembor-gemborkannya sendiri, Kammi tetap setia pada fikrahnya. Dengan Manhajnya. Dengan perjalanan juangnya. Jihad dengan tangannya. Berfikir dengan idealismenya. Berucap melalui pena dan retorika utuk mengiringi usaha nyata. Tak pedui betapa invasi barat menghambur ke negara ini dengan derasnya. Ekonomi, politik, budaya, hingga pemikiran, berusaha keras merekonstrusi budaya masyarakat, Kammi tidak akan berhenti. Bergerak tuntaskan Perubahan. Hingga Islam kan adidaya.[Olia]
*Dimuat di Profetika ed.pertama 2012

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Blog Komisariat KAMMI UNY
Maira Gall