Jumat, 05 Mei 2017

STUDI KRITIS TERHADAP SALAH SATU PRINSIP GERAKAN KAMMI, “PERBAIKAN ADALAH TRADISI PERJUANGAN KAMMI”

http://serialinspirasi.blogspot.co.id/2016/01/studi-kritis-terhadap-salah-satu.html

STUDI KRITIS
TERHADAP SALAH SATU PRINSIP GERAKAN KAMMI,
“PERBAIKAN ADALAH TRADISI PERJUANGAN KAMMI”


VIKI ADI NUGROHO

KAMMI KOMISARIAT UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KAMMI DAERAH SLEMAN






KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Segala Puji bagi Alloh yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk banyak belajar. Sehingga mampu bersyukur dan menyelesaikan tulisan yang sedikit ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, dimana karena beliau lah islam kemudian menyebar, menjadikan dunia ini makmur.
Saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung dan membantu dalam segenap proses penyusunan makalah yang sederhana ini. Meski tuntutan dari berbagai aktivitas lebih banyak, namun Alhamdulillah bisa terselesaikan. Semoga Alloh memberikan kebaikan atas hasil usaha ini.
Dalam menyampaikan perbaikan ini, tentu kita paham bahwa mahasiswa ini ialah anasir perubahan, dan kampus adalah salah satu medan perubahan. Maka tidak patut kalau ia disiakan berlalu begitu saja. Semoga apa yang saya tulis bisa bermanfaat.
Saya yakin masih banyak kekurangan, karena memang sumbernya juga masih sedikit dan diakumulasi dengan pengalaman yang belum genap satu tahun kepengurusan. Tentu ini belumlah lengkap. Masih banyak acuan yang bisa dijadikan rujukan. Kritik dan saran sangat ditunggu untuk perbaikan ke depan.
Terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.



Penulis







BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Alloh menciptakan manusia di bumi ini pasti bukanlah hal sia-sia seperti yang telah digariskan dalam aqidah. Seperti disebutkan dengan jelas dalam nash Al-Quran bahwa tiada lain tugas manusia ialah beribadah. Arti ibadah di sini tentu sangatlah luas.
Dialog Alloh dengan malaikat telah menjadi catatan bahwa Alloh menciptakan manusia sebagai pemakmur di bumi, sebagai pemimpin di bumi, dan ini juga merupakan ibadah dalam cakupan yang lebih luas lagi. Karena sebagai pemakmur bumi, pemimpin bumi, maka sudah jelas bahwa misi manusia ialah misi peradaban. Ia membawa misi perbaikan (ishlah). Perbaikan inipun secara jelas Rasulullah telah mencontohkan bergerak dalam sebuah komunitas (jamaah), tidak cukup jika hanya dilakukan sendirian.
Sebagai organisasi yang mewadahi mahasiswa muslim, Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia menawarkan salah satu prinsip dari enam prinsipnya, yaitu “Perbaikan adalah Tradisi Perjuangan KAMMI”. Tentu ini bukanlah hal yang baru. Karena memang ini adalah prinsip yang telah ditegaskan Alloh kepada hamba-Nya yang juga sudah dicontohkan kepada Rasulullah.
Dari sini lah kemudian saya ingin mencoba memberikan studi kritis terhadap prinsip ini.


B.   Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan saya analisis:
1.    Apa arti dari prinsip “perbaikan adalah tradisi perjuangan KAMMI”?
2.    Bagaimana cara KAMMI melakukan prinsip tersebut?

C.   Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan dan manfaat dari penulisan makalah ini, antara lain:
1.    Mengetahui arti atau maksud dari prinsip “perbaikan adalah tradisi KAMMI”.
2.    Mengetahui bagaimana cara KAMMI melakukan prinsip ini.







BAB II
PEMBAHASAN

A.   Arti dari Prinsip “Perbaikan adalah Tradisi Perjuangan KAMMI”

Disini saya akan mengawali dengan menganalisis per makna kata yang nantinya akan disimpulkan menjadi makna secara utuh.

1.    Perbaikan
Perbaikan menurut KBBI ([Daring]badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/) antara lain: pembetulan (hasil, perbuatan, usaha), keadaan menjadi baik, dsb.
Saya garis bawahi pada membetulkan dan keadaan menjadi baik.
Sementara dalam Al-Quran makna perbaikan (ishlah) ini juga banyak sekali disebutkan dengan berbagai maknanya, mulai dari amal sholeh, hidayah, iman, saling mengingatkan dalam kebenaran dan kesabaran, hingga keutamaannya sebagai perintah Alloh seperti dalam Q.S. Hud: 88, Al-Asr: 1-3, Al-Anam: 48, Ar-Ra’du: 23-24, dan masih banyak yang lainnya. Saya garis bawahi pada saling mengingatkan.
Juga dalam Q. S Al-Anfal: 39, bahwa upaya perbaikan ini ialah supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Alloh. (Hasan Al-Banna, 2012: 36) Saya garis bawahi pada jangan ada fitnah dan agama itu semata-mata untuk Alloh.
Upaya perbaikan kehidupan harus bersandar pada syariat islam yang secara kuat berupaya memelihara lima aspek kehidupan dalam kehidupan manusia yaitu: agama, akal, jiwa, kehormatan, dan harta. (Mahfudz Sidiq, 2003: 216) Saya garis bawahi pada syariat islamdan lima aspek kehidupan.
Dalam Fiqih Dakwah pada Bab Penjelasan Umum Tentang Dakwah, maka konsep perbaikan akan tercermin dalam tujuan dakwah dengan menjadikan tujuannya ialah Alloh semata. (Musthafa Masyhur, 2013: 5) Saya garis bawahi pada tujuannya ialah Alloh semata.
Begitu pula Sayyid Quthb dalam buku Petunjuk Jalan nya dalam konsep Laa ilaa ha ilallaah, maka jalan ini memang jalan yang harus diawali dengan pemurnian dan penghambaan hanya kepada Alloh untuk mendapatkan tujuan. (Sayyid Quthb, 2013: 166) Saya garis bawahi pada pemurnian dan penghambaan.
Dalam Risalah Pergerakan Hasan Al-Banna bab Kepada Apa Kami Menyeru Manusia (7) pada sub bab jalan tersebut sudah jelas, dijelaskan bahwa perbaikan ini pada dasarnya ialah amar ma’ruf nahi munkar. (Hasan Al-Banna, 2012: 58) Saya garis bawahi pada amar ma’ruf nahi munkar.
Dalam strategi Perubahan KAMMI – secara konsep sama dengan risalah pergerakan Hasan Al-Banna – secara garis besar upaya perbaikan ini ada tahapannya, yaitu: mewujudkan pribadi muslim yang diridhoi Alloh, mewujudkan rumah tangga dan keluarga islami, mewujudkan masyarakat dan lingkungan islami, mewujudkan negara yang diridhoi Alloh, dan mewujudkan peradaban dunia yang diridhoi Alloh. (Amin Sudarsono, 2010: 89) Saya garis bawahi padatingkatan/ tahapan amal.
Dalam Risalah Muktamar Kelima dalam sub bab Fikrah ikhwanul muslimin menghimpun seluruh makna ishlah (perbaikan) dijelaskan bahwa fikrah Islam adalah fikrah yang melingkupi seluruh aspek ishlah al ‘ummah (perbaikan masyarakat) dan didalamnya setiap unsur dari berbagai pemikiran dalam rangka perbaikan.  (Hasan Al-Banna, 2012: 538) Saya garis bawahi pada perbaikan seluruh aspek perbaikan masyarakat.
Dari pengertian-pengertian diatas maka dapat saya simpulkan bahwa yang dimaksud perbaikan di sini ialah upaya mengubah atau membetulkan kehidupan masyarakat dengan cara ber amar ma’ruf nahi munkar pada seluruh aspek – politik, sosial, budaya, pendidikan, dsb – dengan segala tahapan/ tingkatan amal dengan tujuan semata-mata untuk Alloh.
2.    Tradisi
Dalam KBBI ([Daring] badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/), tradisi diartikan dengan makna: (1) adat kebiasaan turun-temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan di masyarakat. (2) Penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.
Saya yakin dalam hal ini tidak ada perdebatan mengenai pengertian tradisi, yang jelas poin di sini ialah “kebiasaan”, dan “penilaian bahwa cara-cara yang telah ada adalah benar”.
3.    Perjuangan
Perjuangan dalam KBBI ([Daring]badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/) ialah: (1) perkelahian (merebut sesuatu, peperangan), (2) usaha yang penuh  dengan kesukaran dan bahaya, (3) salah satu wujud interaksi sosial, termasuk persaingan, pelanggaran, dan konflik. Saya garis bawahi usaha penuh kesukaran dan bahaya dan wujud interaksi sosial.
Di dalam Al-Quran bisa dilihat dalam Q. S Al-Hujurat: 15, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar.” Berjuang di sini lebih diartikan dengan istilah beramal dan jihad (kesungguhan). Jihad memiliki banyak dimensi seperti jihad melawan hawa nafsu, jihad berperang, dan sebagainya. Saya garis bawahi berjuang disini identik dengan beramal dan berjihad.
Juga dalam Q. S. Al-Ankabut: 1-3, sudah jelas bahwa Alloh akan menguji manusia sehingga akan terlihat mana mana yang bersungguh-sungguh, mana yang berdusta. Konsep perjuangan di sini bisa kita lihat bahwa perjuangan yang dimaksud ialah “kesungguhan” dalam hal “berdakwah” karena ujian yang datang pasti butuh yang namanya “saling mengingatkan”. Sehingga Perjuangan dalam jalan dakwah tidaklah mudah, tidaklah halus, tidaklah selalu cepat. (Musthafa Masyhur, 2013: 6). Saya garis bawahi tabiat jalan perjuangan “dakwah”.
Perjuangan dalam “berdakwah” memiliki tiga aspek amal, yaitu hati, lisan, dan tangan. Sehingga perjuangan melalui ketiga aspek amal ini harus disesuaikan dengan situasi kondisi, khususnya yang berkaitan dengan tangan (kekuatan) karena ini akan berkaitan dengan cara yang dilakukan dalam berdakwah, tidaklah mungkin menebar nilai kebaikan jika dilakukan dengan keburukan. (Muhith Muhammad Ishaq, 2012: 69) Saya garis bawahi situasi kondisi dan cara yang dilakukan.
Sehingga saya simpulkan bahwa perjuangan adalah usaha atau amal yang dilakukan dengan sungguh-sungguh – karena tabiat jalan dakwah yang tidak mudah - dengan meniatkannya untuk berjihad di jalan Alloh (dakwah) sesuai dengan situasi kondisi dan dilakukan dengan cara yang baik dan sesuai syariat.

Setelah mengetahui arti dari beberapa kata di atas, saya akan kembali pada pembahasan awal, apa arti dari prinsip “perbaikan adalah tradisi perjuangan KAMMI”. Bahwa KAMMI memiliki tujuan perbaikan. KAMMI berupaya mengubah atau membetulkan kehidupan masyarakat dengan cara ber amar ma’ruf nahi munkar pada seluruh aspek – politik, sosial, budaya, pendidikan, dsb – dengan segala tahapan/ tingkatan amal dengan tujuan semata-mata untuk Alloh. KAMMI menjadikan tujuan perbaikan ini sebagai hal yang mendasar, sebagai suatu prinsip yang sebenarnya bukan prinsip baru, namun sudah tertera dalam nash Al-Quran dan dicontohkan oleh Rosulullah. Sehingga tersebut lah sebagai kata “tradisi”.
Tentu dalam upaya menuju perbaikan ini memiliki berbagai tahapan seperti perbaikan diri sendiri, keluarga, masyarakat, pemerintahan, negara, dan dunia. Juga tahapan dakwah mulai dari pengenalan, pembentukan dan amal nyata.
KAMMI sebagai penyeru kebaikan, maka cara yang dilakukan pun adalah cara-cara yang baik dan sesuai aturan/ syariat, cara-cara yang sesuai dengan situasi kondisi. Karena islam adalah rahmat untuk seluruh alam.

B.   Cara KAMMI melaksanakan Prinsip Perbaikan sebagai Tradisi Perjuangan

Sebelum melihat cara pelaksanaan prinsip ini, maka alangkah baiknya jika kita melihat apa visi misi Gerakan KAMMI. Adapun visinya ialah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat islami di Indonesia. Perlu digaris bawahi pada “kepemimpinan” dan “masyarakat islami (madani)”. (Mahfudz Sidiq, 2003: 206)
Sedangkan misi nya, yaitu: (1) menjadi pelopor, perekat, dan pemercepat proses perubahan, (2) memberikan pelayanan sosial, (3) memberikan pendidikan politik kepada masyarakat. (Mahfudz Sidiq, 2003: 211)
Visi misi di atas ialah visi misi awal terbentuknya KAMMI, meski hingga kini sudah terjadi penyempurnaan. Namun intinya sama hanya diperjelas bagian perinciannya.
Kenapa kita harus melihat visi KAMMI lalu setelah itu melihat prinsip KAMMI? Apa hubungannya? Dalam GBHO yang dibentuk pada saat Muktamar VII (Aceh). Visi KAMMI ialah tujuan yang hendak dicapai atau kondisi yang ingin diwujudkan oleh KAMMI. Sedangkan prinsip gerakan KAMMI adalah nilai-nilai dasar gerakan yang menjiwai pergerakan KAMMI sebagai suatu amal jama’i. Prinsip gerakan adalah ciri khas pergerakan KAMMI yang secara unik membedakannya dengan gerakan lain. Prinsip ini merupakan tradisi yang menjadi tetapan (tsawabit) gerakan dan menjadi tolak ukur konsistensi (asholah) gerakan KAMMI.
Kita bisa menyimpulkan hubungan visi dan prinsip. Bahwa untuk mencapai visi tersebut, maka KAMMI harus berpegang pada prinsip-prinsipnya. Sehingga dalam mencapai tujuan digunakanlah cara-cara yang baik.
Di sini saya tidak akan membahas contoh apa saja yang sudah dilakukan KAMMI dalam usaha melakukan perbaikan, namun saya lebih menyoroti pada konsep caranya, antara lain:
1.  Dalam hal “kepemimpinan”, sesuai dengan visinya untuk mencetak kader-kader yang memiliki karakter kepemimpinan muslim untuk masa depan, kita bisa merujuk pada bidang/departemen serta agenda-agenda yang dilakukan KAMMI. Selain Ketua, Sekjen dan perangkatnya, bendahara, ada bidang Kajian Strategis/ Kajian Publik, ada kaderisasi, ada Sosial/ Pemberdayaan Masyarakat, Pembinaan Wilayah, serta Dana dan Usaha.
Sesuai pembahasan “perbaikan”, salah satunya dengan mencetak pemimpin muslim masa depan yaitu dengan adanya sistem/alur kaderisasi salah satunya Dauroh Marhalah dan sertifikasinya. Dalam hal ini KAMMI juga sangat memperhatikan bab pembinaan dan keilmuan, mulai dari kelompok MK (madrasah KAMMI – semacam liqo), kajian fikroh dan manhaj, diskusi, baca buku, dan sebagainya. Sehingga kesadaran/ nalar politik islam kader ini akan tergugah sehingga dengan kesadarannya bisa menempati pos-pos penting dalam lembaga kampus (konteks mahasiswa), baik lembaga dakwah, maupun lembaga umumnya, seperti DPM, BEM, HIMA, UKM, dsb. Dalam hal ini kedudukan bukan tujuan, namun hanya sarana. Efek samping menduduki pos penting ini juga akan menjadi daya tarik kaderisasi karena ketokohannya. Karena pemimpin “masa depan”, maka harapannya kader yang di kampus sudah belajar, setelah keluar mampu menjadi pemimpin pembaharu di masyarakat.
Seperti kita tahu mengapa awal terbentuknya KAMMI, ternyata sudah mampu mengumpulkan massa dengan jumlah banyak saat rapat akbar di masjid Al-Azhar hingga 20ribu orang, salah satunya karena sudah tersebarnya kader dakwah di berbagai bidang, sehingga untuk mengumpulkan massa dan memberi pengaruh lebih mudah karena ia punya karakter kepemimpinan yang bagus.
Selain dari situ, kepemimpinan juga bisa dibentuk dengan daya kritis mahasiswa mengkaji kebijakan dan berbagai masalah yang terjadi di sekitarnya lalu mengambil sikap apa yang akan dilakukan. Seperti saat suksesi kepemimpinan dan penggulingan Soeharto hingga mengawal proses pemerintahan transisi.
Sehingga harapannya karakter “kepemimpinan muslim masa depan” ini mampu menjadi agen pelopor, perekat, dan pemercepat proses perubahan ke arah perbaikan.
2.  Dalam masyarakat, sesuai visinya membawa perbaikan ke arah “masyarakat madani” yaitu masyarakat yang jauh dari otoriterianisme (demokratis), dipenuhi dengan nilai-nilai keadilan, persamaan, kebebasan, dan kemerdekaan. (Mahfudz Sidiq, 2003: 210).
Namun masyarakat madani tidak akan terwujud jika pemerintahannya juga tidak bisa madani, sehingga mengapa “kepemimpinan muslim masa depan” sangat penting dalam KAMMI sebagai agen perubahan.
Adapun untuk mencapai visi ini, telah tertuang dalam misinya yaitu pelayanan sosial dan pendidikan politik pada masayarakat. Dalam pelayanan sosial, maka ada bidang khusus menangani ini yaitu bidang sosial/ pemberdayaan masyarakat yang memiliki kegiatan berbasis amal sosial. Bahkan untuk menangani krisis atau semacam musibah pernah dibuat lembaga semi otonom seperti SSC (Social Service Center) yang mengurusi aksi sosial. Sedangkan dalam pendidikan politik kepada masyarakat sebenarnya sederhana, yaitu dengan merespon isu-isu, masalah-masalah, kebijakan-kebijakan di sekitar yang kemudian diboomingkan melalui aksi, dan itu sebenarnya ialah bagian dari pencerdasan politik bagi masyarakat.







BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan

Kesimpulan yang bisa diambil, yaitu:

1.    Perbaikan adalah tradisi KAMMI merupakan Prinsip yang dibawa KAMMI adalah perbaikan dalam segala aspek kehidupan di masyarakat dan penyebarannya pun dengan cara-cara yang baik.
2.    Cara-cara atau peran perbaikan ini, KAMMI mengaplikasikannya dengan membuat bidang yang spesifikasi pada hal tertentu, membuat perangkat kaderisasi dan pembinaan serta jenjang nya, menyadarkan kader-kadernya akan pentingnya masuk ke berbagai aspek atau pos penting sehingga bisa berkontribusi memberikan perbaikan.

B.   Saran

1.    Makalah ini sangatlah sedikit referensi dan masih banyak pendapat subyektif berdasarkan pengalaman yang masih sedikit, sehingga masih banyak kekurangan. Pembaca bisa menelaah di berbagai sumber lain.
2.    KAMMI sebagai gerakan perbaikan yang menyeru tentu butuh pembinaan, maka gencarkan lagi bab pembinaan ini.








DAFTAR PUSTAKA

Al-Banna, Hasan. 2012. RISALAH PERGERAKAN HASAN AL-BANNA Jilid 1. Surakarta: Era Adicitra Intermedia.
Ishaq, Muhith Muhammad. 2012. FIQH POLITIK Hasan Al-Bana. Jakarta: Robbani Press.
Masyhur, Musthafa. 2013. Fiqih Dakwah Jilid 1. Surakarta: Era Adicitra Intermedia.
Quthb, Sayyid. 2013. MA’ALIM FI ATH-THARIQ Petunjuk Jalan yanag Menggetarkan Iman. Yogyakarta: Darul Uswah.
Sidiq, Mahfudz. 2003. KAMMI DAN OERGULATAN REFORMASI (Kiprah Politik Aktivis Dakwah Kampus dalam Perjuangan Demokratisasi di Tengah Gelombang Kritis Nasional Multidimensi). Solo: Era Intermedia.
Sudarsono. Amin. 2010. IJTIHAD MEMBANGUN BASIS GERAKAN. Jakarta: Muda Cendekia Press.

badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/ , 19 Oktober 2015, Pukul 21.56 WIB.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Blog Komisariat KAMMI UNY
Maira Gall