Jumat, 05 Mei 2017

Kamukah Sosok Kartini Masa Depan?

Kamukah Sosok Kartini Masa Depan?
(Perempuan wajib baca)

oleh Siti Futikhaturohmah 
(Divisi Perempuan dep. Kebijakan Publik KAMMI Komisariat UNY)

Bicara mengenai kartini artinya bicara tentang peremuan. R.A kartini biasa kita kenal sebagai sosok pelopor bagi kaum perempuan. Bahkan setiap tanggal 21 April seluruh kaum perempuan di Indonesia memperingati hari kelahiran pahlawan kaumnya. Namun ironinya dari kalangan kita banyak yang belum mengenal siapa itu Kartini dan gagasan apa  yang dibawa olehnya. Maka dari itu sejenak kita luangkan waktu untuk membaca sekelumit tulisan pendek ini agar kita lebih mengenal siapa itu Kartini dan gagasan apa yang dibawa olehnya. Selayaknya perempuan yang hidup di era reformasi, yang katanya perempuan cerdas, berpendidikan, sudah semestinya kita tahu landasan kita menjadikan R.A kartini sebagai pahlawan kaum perempuan yang memperjuangkan hak-hak kaumnya.

Sejarah yang digelapkan

Pernah mendengar buku berjudul “Habis Gelap Terbitlah Terang” yang berisikan surat-surat R.A Kartini untuk sahabatnya di Belanda? Jika kita hendak menguak kebenaran pemilihan judul buku tersebut, maka kita bisa menilik bagaimana proses R.A. Kartini dalam perjuangannya belajar Al-Qur’an. Beliau adalah penggagas pertama Al-Qur’an diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa. Beliau sewaktu kecil pernah belajar Al-Qur’an namun beliau justru dimarahi saat bertanya arti dari ayat-ayat yang beliau hafal.

Dalam suratnya kepada Stella Zihandelaar bertanggal 6 November 1899, R.A. Kartini menulis;

_Mengenai agamaku, Islam, aku harus menceritakan apa? Islam melarang umatnya mendiskusikan ajaran agamanya dengan umat lain. Lagi pula, aku beragama Islam karena nenek moyangku Islam. 

Bagaimana aku dapat mencintai agamaku, jika aku tidak mengerti dan tidak boleh memahaminya?
Alquran terlalu suci; tidak boleh diterjemahkan ke dalam bahasa apa pun, agar bisa dipahami setiap Muslim. Di sini tidak ada orang yang mengerti Bahasa Arab. Di sini, orang belajar Alquran tapi tidak memahami apa yang dibaca.

Aku pikir, adalah gila orang diajar membaca tapi tidak diajar makna yang dibaca. Itu sama halnya engkau menyuruh aku menghafal Bahasa Inggris, tapi tidak memberi artinya.

Aku pikir, tidak jadi orang soleh pun tidak apa-apa asalkan jadi orang baik hati. Bukankah begitu Stella?_

Apakah kemudian kita berpikir bahwa Kartini memiliki pemikiran yang liberal setelah kita membaca surat beliau untuk sahabatnya? Tidak! Justru saya menarik kesimpulan bahwa Kartini adalah sosok wanita yang cerdas. Rasa keingintahuannya akan suatu ilmu memang terbukti ketika beliau menemui Kyai Sholeh Darat untuk mengajarinya memahami isi Al-Qur’an. Kartini merasa sangat takjub ketika pertama kalinya tahu makna surat Al-Fatihah dan ia merasa heran mengapa para ulama melarang Al-Qur’an untuk diterjemahkan ke dalam Bahasa Jawa padahal Al-Qur’an adalah petunjuk dan pedoman bagi kehidupan manusia, terlebih saat itu tidak ada orang yang memahami Bahasa Arab. Al-Qur’an dianggap terlalu suci untuk diketahui maknanya.

Kita tahu bahwa Kartini bukannya tidak mau belajar Al-Qur’an saat itu, namun lebih dari pada menyayangkan kesia-siaan mempelajari suatu ilmu yang ia tidak mengerti maksudnya. Ia menginginkan agar Al-Qur’an bisa lebih dimengerti oleh kaum saat itu.

“Selama ini Al-Fatihah gelap bagi saya.  Saya tak mengerti sedikitpun maknanya. Tetapi sejak hari  ini ia menjadi terang-benderang sampai kepada makna tersiratnya,  sebab Romo Kyai telah menerangkannya dalam bahasa Jawa  yang saya pahami.”.

Sekarang kita tahu dari mana asal muasal judul buku yang ditulis oleh R.A. Kartini. hal ini terinspirasi dari salah satu surat di dalam Al-Qur’an yang telah diterjemhkan oleh Kyai Sholeh

“Orang-orang beriman dibimbing Alloh dari gelap menuju cahaya” (Q.S. al-Baqoroh: 257).

Jadi buku yang ditulis oleh R.A. Kartini semata-mata bukan hanya cerita tentang surat menyurat yang ia lakukan kepada sahabatnya di Belanda, namun lebih dari itu mengandung nilai yang sangat bermakna.

Gagasan R.A. Kartini

Menjelang hari peringatan kelahiran R.A Kartini sering kali kita menjumpai event-event lomba untuk menyemarakkan hari tersebut. Seperti kita jumpai lomba memasak, memakai kebaya, menghias tumpeng dan lain sebagainya. Namun perlu kita ketahui, sebenarnya apa sih gagasan Kartini? Apa sih ide-ide yang ingin direalisasikan untuk perempuan Indonesia di masa yang akan datang?

R.A Kartini sangat bersemangat memperjuangkan pendidikan bagi kaum perempuan, cita-citanya sebagai seorang guru dan kepeduliannya terhadap rakyat disekitarnya. Namun gagasan utamanya terkait semua itu adalah perempuan sebagai pendidik anak-anaknya.

Kartini selalu memiliki cita-ciita agar perempuan mendapatkan pendidikan layaknya laki-laki, memiliki wawasan yang luas dan mampu berkarya. Apakah semua itu dalam rangka menandingi laki-laki? Bukan! Tentu saja bukan. Akan tetapi lebih mengarah pada pentingnya perempuan memiliki wawasan yang luas karena ia adalah guru pertama bagi anak-anaknya. Ia memiliki tugas yang amat mulia, yaitu mendidik calon generasi penerus bangsa. Ketika kita berbicara masalah penerus bangsa, maka kita berbicara tentang suatu peradaban. Bayangkan, seorang perempuan adalah tonggak peradaban. Bisa kita bayangkan bagaimana membangun suatu peradaban jika wanitanya buta akan ilmu, berwawasan sempit dan rendah dalam moral dan akhlak.

Salah satu tulisan kartini yang memperkuat gagasan beliau
‘Ternyata dari masa ke masa kemajuan perempuan itu merupakan faktor penting dalam usaha memajukan bangsa.Kecerdasan pikiran penduduk Bumiputra tidak akan maju secara pesat bila perempuan ketinggalan dalam usaha itu. Perempuan sebagai pendukung peradaban’

Jadi boleh saja wanita berkarir di luar rumah, akan tetapi kembali pada tugas utamanya sebagai seorang pendidik bagi anak-anaknya. Ia boleh saja berkarya di luar akan tetapi tanggung jawabnya di dalam sudah terpenuhi.

Kesimpulannya, seorang perempuan atau ibu tidaklah cukup hanya memberi makan, memberi sandang, kemudian menyekolahkan anak-anaknya, tetapi juga mendidik akhlak, menegakkan tauhid serta menanamkan budi pekerti. Kita meyakini bahwa Kartini akan sangat bahagia jika gagasannya sampai pada pemikiran kaum perempuan saat ini.

Lalu ketika kita mengadakan event-event lomba seperti di atas apakah sudah match dengan ide-ide yang digagas oleh Kartini, apakah sudah relevan dengan gagasan-gagasan yang diperjuangkan oleh Kartini, sekali lagi mari kita pikirkan.

Karena Kartini Menulis

Mungkin kalian bertanya-tanya mengapa pejuang perempuan yang mendapat hari peringatan hanya R.A. Kartini, padahal pejuang perempuan yang lain juga banyak seperti contohnya Dewi sartika. Ada lagi sosok pahlawan perempuan yang bergerilya ke hutan-hutan seperti Cut Nyak Dien tapi namanya tidak seterkenal R.A. Kartini. Why? Jawabannya karena Kartini menulis.

Buku karya R.A Kartini yang sempat kita bahas di atas merupakan suatu manuskrip peninggalan Kartini yang masih bisa kita nikmati sampai sekarang, masih bisa kita ambil manfaatnya meskipun penulisnya sudah tiada. Itu mengapa perjungan dan semangat R.A. Kartini masih bisa kita rasakan hingga saat ini.

Siapakah Pahlawan Perempuan Pertama di Dunia?

Jika kaum wanita di Indonesia mengenal pahlawan perempuannya adalah R.A. Kartini, lalu sebagai seorang muslimah adakah pahlawan pejuang perempuan yang lebih dulu dari R.A Kartini?

Asma Binti Yazid

Beliua adalah sosok perempuang yang dijuluki sebagai ‘Jubir’nya kaum perempuan saat itu. Bisa kita tengok dari kisah-kisahnya yang luar biasa. Kita bisa mempelajari betapa gigihnya ia mendatangi Rasululloh untuk menanyakan suatu hukum, bahkan yang terkait dengan urusan-urusan perempuan tanpa rasa malu. Ia berpikir bahwa mengetahui suatu hukum adalah kewajiban dan hal yang sangat urgen. Selain itu juga ada salah satu kisah menarik. ketika Baginda sedang bersama dengan beberapa orang sahabat,

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya aku adalah utusan bagi seluruh wanita muslimah di belakangku, seluruhnya mengatakan sebagaimana yang aku katakan dan seluruhnya berpendapat sesuai dengan pendapatku.  Sesungguhnya Allah Taala mengutusmu bagi seluruh lelaki dan wanita, kemudian kami beriman kepadamu dan membai`atmu.  Adapun kami para wanita terkurung dan terbatas gerak langkah kami.  Kami menjadi penjaga rumah tangga kaum lelaki, dan kami adalah tempat memenuhi syahwat mereka, kamilah yang mengandung anak-anak mereka, akan tetapi kaum lelaki mendapat keutamaan melebihi kami dengan solat jumaat, menghantar jenazah dan berjihad.  Apabila mereka keluar untuk berjihad kamilah yang menjaga harta mereka, yang mendidik anak-anak mereka, maka apakah kami juga mendapat pahala sebagaimana yang mereka dapat dengan amalan mereka?”

Mendengarkan pertanyaan tersebut, Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat dan bersabda : “Pernahkah kalian mendengar pertanyaan seorang wanita tentang Deen yang lebih baik dari apa yang dia tanyakan?”.  Para sahabat menjawab,“Benar, kami belum pernah mendengarnya ya Rasulullah!.”Kemudian Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kembalilah wahai Asma` dan beritahukanlah kepada para wanita yang berada di belakangmu bahawa perlakuan baik salah seorang diantara mereka kepada suaminya, dan meminta keredhaan suaminya, mengikuti (patuh terhadap) apa yang disuruhnya (selagi tidak melanggar syara’), itu semua setimpal dengan seluruh amal yang kamu sebutkan yang dikerjakan oleh kaum lelaki”. Maka kembalilah Asma` sambil bertahlil dan bertakbir kerana gembira dengan apa disabdakan Rasulullah Sallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di situ seorang Asma berjuang untuk hak-hak kaum perempuan. Di era sekarang perempuan sangat mudah mengakses pendidikan, perempuan juga bebas menyampaikan gagasan dan pendapat, bahkan turut berkontribusi dalam mengisi ruang-ruang publik. Perempuan orasi? Why not? Selagi ia tetap berpegang teguh pada prinsip menjaga izzah, everything will be ok.

Nah guys, kita bisa belajar banyak ssekali dari pejuang tokoh perempuan terdahulu. Akan lebih bagus jika kita turut mewujudkan gagasan-gagasan cemerlang bagi kaum perempuan. Perempuan Indonesia adalah perempuan hebat, namun semua itu tidak akan ada artinya tanya kontribusi nyata di masyarakat. Perempuan Indonsia adalah sosok hebat yang akan melahirkan calon generasi penerus bangsa. Jayakan Indonesia!

Sumber : http://yestyelfuty.co.id/2017/04/kamukah-sosok-kartini-di-masa-depan.html                        

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Blog Komisariat KAMMI UNY
Maira Gall