Imam
Bukhari meriwayatkan penuturan Khabbab, “Aku menghadap Rasulullah Saw. yang
sedang berbaring berbantalkan sebuah selimut di dekat Ka’bah. Saat itu kami
telah menerima perlakuan keras dari kaum musyrikin. Aku mengadu, ‘Apakah Anda
tidak berdoa supaya Allah menolong kita?’
Mendengar pertanyaan
itu, beliau langsung bangkit dan duduk dengan muka memerah. Kata beliau,
“Orang-orang sebelum kalian dahulu di sisir tubuhnya dengan sisir besi hingga
terurai daging dan uratnya dari tulang. Namun, itu tidak memalingkan mereka
dari agama mereka. Allah Swt. pasti akan menyempurnakan agama Islam ini
sehingga orang musafir bisa berjalan dari Shan’a ke Hadhramaut dengan aman,
tanpa takut selain kepada Allah Swt. dan kepada serigala yang mungkin memangsa
kambingnya. Akan tetapi, kalian ingin cepat berhasil.”
***
Sejarah kehidupan
orang-orang terkenal menjadi hal menarik disimak karena kesuksesan dan pengaruh
mereka yang sangat kuat terhadap banyak orang. Tetapi ada satu hal yang harus
kita sadari, kesuksesan mereka tidaklah di dapat satu atau dua hari saja. Kesuksesan
mereka berasal dari perjuangan, pengorbanan dan kesabaran yang memakan waktu
cukup lama. Hanya orang-orang yang memiliki tujuan dan cita-cita saja yang
berhasil meraih kesuksesan itu.
Eddie Cantor pernah
mengatakan, membutuhkan dua puluh tahun untuk membuat kesuksesan semalam.
Sedangkan Charles Spurgeon mengatakan, siput masuk ke dalam bahtera Nuh dengan
ketekunan. Sebuah pengibaratan yang sangat tepat dalam memahami sebuah
kesuksesan. Sarasate, pemain biola terbesar di abad sembilan belas dari
Spanyol, pernah digelari pemain jenius oleh para kritikus musik. Menanggapinya,
Sarasate menjawab, “Saya? Jenius? Selama tiga puluh tujuh tahun saya berlatih
empat belas jam sehari, dan baru sekarang mereka mengatakan saya jenius?”
Kesuksesan itu juga
pasti menemui hambatan, rintangan, dan kegagalan. Soichiro Honda bahkan
mengatakan, keberhasilan mengandung 99% kegagalan. Lihat juga betapa banyaknya
kegagalan yang dialami Thomas Alva Edison. Namun justru, dengan kegagalan itu
mereka mendapat pelajaran berharga. Yaitu, tidak melewati kegagalan itu lagi
dikemudian hari. Berani gagal adalah tanda orang yang berani memulai.
Sebagian besar
manusia ingin cepat memperoleh hasil yang memuaskan, sehingga secara sadar atau
tidak, manusia kerap mengikuti hawa nafsunya dan menghalalkan segala cara demi
meraih kesuksesan yang diimpikannya. Jarang sekali yang berorientasi kepada
proses, kebanyakan menghendaki kesuksesan instan, yang dengan cepat dapat
dinikmati. Orang-orang seperti ini, seringkali menjadi budak hawa nafsunya.
Hatinya tertutup, terkunci dari kebenaran. Tentu, ia akan jauh dari rahmat dan
pertolongan Allah. Dan, suatu saat pasti ia akan merasakan akibat yang tidak
sebanding dengan kenikmatan sesaat yang direguknya.
Kita harus terus
belajar untuk menikmati proses daripada menikmati hasil. Proses adalah sebuah
rentang perjalanan yang mungkin teramat panjang, lama, dan penuh aral
melintang. Tak jarang menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan. Dan, kita harus
terus berlatih menikmatinya. Sebagai manusia normal, kita memang merindukan
tercapainya cita-cita.
Semua usaha membutuhkan
proses, diawali dengan niat yang ikhlas, bahwa apapun tujuan kita harus tetap
dalam koridor meraih ridha-Nya. Lalu akal, pikiran, tenaga, dan waktu kita
kerahkan sepenuhnya untuk berikhtiar sungguh-sungguh, mewujudkan apa yang
menjadi impian kita. Subhanallah,
sebenarnya inilah yang disebut sebuah proses.
Walaupun
sepertinya terlihat menyulitkan, namun proses ini akan menjadi ladang amal yang
luar biasa. Kita dapat meraup pertolongan, barakah Allah, tentu andai kita
selalu istiqamah, sabar dalam menjalani setiap proses kehidupan kita. Menjadi
jalan kian dekat kepada-Nya. Dan andaikan kita mendapatkan cita-cita kita,
setelah melalui proses itu, kita akan menjadi orang yang lebih menghargai
hidup, lebih bersyukur atas karunia yang dilimpahkan-Nya. Karena kita yakin,
bahwa hanya dengan pertolongan Allah lah kita mampu melakukan semuanya. Maka,
berjuanglah untuk meniti proses demi proses dalam kehidupan kita yang cuma
sebentar ini. Adapun tentang hasil, kita serahkan sepenuhnya kepada Allah.
Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan untuk tetap berjuang, bersabar agar
kita dapat kian menikmati proses kehidupan yang mendewasakan diri.
Wallahu’alam. [Nilaa]