Selasa, 07 Mei 2013

Manusia Indonesia


Dewi Adawiyah | @adawiyah3dewi

Judul Buku                  : Manusia Imdonesia                  
Penulis                         : Mochtar Lubis                        
Penerbit                       : Yayasan Pustaka Obor Indonesia                  
Tahun Terbit                : Cetakan I, Mei 2001
Kota terbit                   : Jakarta       
Jumlah Halaman          : viii+140 hlm
Teks                             : Bahasa Indonesia         
           
          
  Jika selama ini kita bangga dengan sifat masyarakat Indonesia yang di anggap ramah dan santun, maka kita harus memikir ulang kembali hal tersebut. Tidak semua orang mampu mengakui kejelekan yang ada pada dirinya, karena setiap orang cenderung akan menutupi segala kekurangan bahkan menyembunyikannya. Namun hal ini tidak tampaknya tidak berlaku bagi seorang Mochtar Lubis.
            Manusia Indonesia sebuah buku yang didalamnya mengupas sifat orang Indonesia dari sisi yang berbeda. Buku tersebut merupakan kumpulan ceramah Mochtar Lubis yang berjudul “Kondisi dan Situasi Manusia Indonesia Kini, Dilihat dari Segi Kabudayaan dan Nilai Kemanusiaan ” dan disampaikan pada tanggal 6 April 1977 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
            Di dalam bukunya tersebut, ia menjelaskan tentang enam sifat manusia Indonesia. Sifat yang pertama adalah Hipokritis atau Munafik, yaitu suka berpura-pura. Lain di depan lain pula di belakang. Kedua, segan dan enggan bertanggung jawab atas perbuatannya. Seorang atasan melakukan sebuah kesalahan atau menerima kegagalan, lalu mereka akan menyalahkan bawahannya. Ketiga, cenderung berjiwa feodal. Jiwa feodal ini berlangsung baik dikalangan atas maupun kalangan bawah. Keempat, manusia Indonesia masih percaya takhayul. Dari dulu sampai sekarang, manusia Indonesia masih percaya jika gunung, patung, keris, pedang, dan sebagainya mempunyai kekuatan gaib dan dianggap keramat. Kelima, manusia Indonesia bersifat artistik. Ini yang patut kita syukuri. Manusia Indonesia hidup dengan menggunakan naluri, maka jiwa artistik sangat melekat pada orang Indonesia. Terakhir, manusia Indonesia mempunyai watak yang lemah. Manusia Indonesia mudah sekali terpengaruh apalagi jika dipaksa, sehingga mereka kurang kuat mempertahankan dan memperjuangkan keyakinannya.
Selain dari enam sifat di atas, ada sifat lain yang berhubungan dengan manusia Indonesia, yaitu manusia Indonesia sekarang tidak hemat. Mereka cenderung tidak suka bekerja keras, tidak sabaran, mudah cemburu dan dengki terhadap orang lain.Manusia Indonesia  juga manusia yang sok dan tukang tiru. Namun, terlepas dari itu semua, manusia Indonesia adalah manusia yang cukup logis.
Buku ini juga memuat beberapa tanggapan atas ceramah yang disampaikan oleh Mochtar Lubis. Diantaranya adalah tanggapan dari Sarlito Wirawan Sarwono dosen Universitas Indonesia Fakultas Psikologi dengan judul “Kondisi dan Situasi Manusia Indonesia Masa Kini, Dilihat dari Sudut Psikologi” (Kompas edisi 5 Mei 1977), kemudian artikel Margono Djojohadikusumo (Kompas, 13 Mei 1977), Wildan Yatim (Kompas, 24 Mei 1977), dan Dr. Abu Hanifah (Sinar Harapan, 25 Mei 1977).
Terlepas dari apa yang telah disampaikan oleh Mochtar Lubis mengenai sifat orang Indonesia yang mengundang pro dan kontra,kita sebagai manusia Indonesia seharusnya bersyukur karena telah diingatkan akan kekurangan-kekurangan yang ada pada diri kita. Sebagai bangsa Indonesia yang bijak, sudah seharusnya kita mengambil pelajaran dari apa yang telah dipaparkan oleh Mochtar Lubis demi bangsa Indonesia yang lebih baik dan tidak terlena dengan apa yang telah dimilikinya saat ini. Karena tidak ada yang bangsa Indonesia inginkan selain perubahan.

Tidak ada komentar

Posting Komentar

© Blog Komisariat KAMMI UNY
Maira Gall