Minggu, 25 November 2012

Bung Tomo : Patriot Bangsa Beriman Baja



Sumber Gambar:google
Jepang mendarat di pulau Jawa pada tanggal 1 Maret1942. Tujuh hari kemudian pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati dan Indonesia secara resmi diduduki oleh Jepang. Dijatuhkannya bom atomdi Hiroshimadan Nagasakimemaksa Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Momentum inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
 
Belenggu penjajahan terhadap bangsa ini ternyata belum kunjung selesai juga walaupun proklamasi telah diproklamirkan. Tentara Inggris membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. Bersamaan dengan hal tersebut rakyat Indonesia bergejolak dan memunculkan gerakan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah. Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas pada 10 November 1945. Hal ini merupakan sebuah penghinaan terhadap para pejuang rakyat. Republik Indonesia saat itu sudah berdiri, dan TKR juga sudah dibentuk sebagi pasukan negara.
 
Pagi itu, tanggal 10 November, serangan besar benar-benar dilakukan oleh tentara Inggris di kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Ribuan penduduk sipil tak bersalah menjadi korban kekejaman tentara Inggris.
 
Blauran, Surabaya 3 Oktober 1920 itulah tanggal kelahiran seorang patriot bangsa yang rela berjuang  dengan rakyatya untuk mempertahankan kemerdekaan Republik ini. Sutomo, itulah nama asli patriot bangsa yang kita kenal akrab dengan panggilan Bung Tomo. Bung Tomo adalah seorang yang terlahir dalam kondisi masyarakat dan lingkungan keluarga yang mengalami depresi ekonomi pada tahun 1930-an. Sehingga Bung Tomo dan keluarganya harus berjuang hidup dibawah tekanan. Bung Tomo sendiri ikut bekerja membantu orangtuanya. Jiwa patriot Bung Tomo sudah mulai terasah sejak ia bergabung dalam KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Perolehan Lencana Elang merupakan prestasi terbaik Bung Tomo dalam KBI. Prestasi ini pula yang membuat Bung Tomo menjadi terkenal di kampungnya. Selain itu ternyata seorang Bung Tomo juga memiliki kemampuan dalam hal tulis-menulis yang pada akhirnya mengantarkan beliau menjadi wartawan Domei. PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang tertarik dengan sosok seorang Bung Tomo yang memiliki banyak talentapun terkesima dan merekrut beliau kemudian menempatkannya dalam seksi penerangan.
 
                Kekuatan iman seorang Muslimlah yang melahirkan  jiwa patriot yang melekat pada diri Bung Tomo. Bagi Bung Tomo sebuah perjuangan dengan niat ikhlas membela kemerdekaan atas nama Allah  sangat diyakininya tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun. Bung tomo yang melihat pemerintah pada waktu itu dianggap terlalu lambat dalam menghadapi pergerakan belanda dan sekutu akhirnya mendirikan BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia). Sejak tanggal 12 Oktober 1945 ia menjadi pucuk pimpinan di BPRI. 
 
Pada pertempuran 10 November, Bung Tomoadalah salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Pihak Inggris pun kewalahan mengahdapi perjuangn rakyat Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo. Peran Bung Tomodi masyarakat untuk terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sangatlah besar.
 
Tokoh-tokoh agama pendukung perjuangan yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantrenlainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai). Kalimat Allahu Akbar serta semboyan merdeka atau mati syahid menjadi semboyan yang sangat akrab pada perjuangan kala itu. Radio Perlawanan juga mengambil peran yang penting dalam prosesi perjuangan. Salah satu media informasi yang menampilkan semangat dan bergelora perjuangan yang kental. Hanya ada dua orang besar yang mampu mengobarkan semangat perlawanan melalui pidato-pidato yang disampaikan, Bung Tomo dan Soekarno. Selain itu Bung tomo pada rentan waktu tahun 1945-1949 juga membentuk pasukan berani mati. Yakni pasukan bom syahid yang siap mengorbankan jiwanya untuk menghancurkan pasukan belanda dan sekutu.
 
                Bung Tomo adalah seorang pejuang yang berjuang bersama para buruh, petani, tukang becak dan rakyat jelata tetap menjadi pribadi yang bersahaja dan tak mau menerima fasilitas dari pemerintah dalam bentuk apapun setelah revolusi kemerdekaan usai. Pejuang yang tetap memikirkan rakyatnya, memikirkan bangsanya, semuanya ia lakukan demi sebuah keyakinan bahwa Surga akan menanti dihadapannya.
 
Bung Tomo yang lahir sebagai patriot bangsa yang beriman baja menutup usianya ditempat yang suci dan pada hari yang dimuliakan Allah. Pada 16 Oktober 1981, setelah beliau melakukan wukuf di Arafah dalam rangkaian ibadah Hajinya, Bung Tomo menutup usianya.  [Kahar]

Bung Tomo : Patriot Bangsa Beriman Baja


Sumber Gambar:google
Jepang mendarat di pulau Jawa pada tanggal 1 Maret 1942. Tujuh hari kemudian pemerintah kolonial Belanda menyerah tanpa syarat kepada Jepang berdasarkan Perjanjian Kalijati dan Indonesia secara resmi diduduki oleh Jepang. Dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki memaksa Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Momentum inilah yang kemudian dimanfaatkan oleh rakyat Indonesia untuk memproklamirkan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.
Belenggu penjajahan terhadap bangsa ini ternyata belum kunjung selesai juga walaupun proklamasi telah diproklamirkan. Tentara Inggris membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda. Bersamaan dengan hal tersebut rakyat Indonesia bergejolak dan memunculkan gerakan perlawanan rakyat Indonesia di berbagai daerah. Mayor Jenderal Robert Mansergh mengeluarkan ultimatum yang menyebutkan bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia yang bersenjata harus melapor dan meletakkan senjatanya di tempat yang ditentukan dan menyerahkan diri dengan mengangkat tangan di atas pada 10 November 1945. Hal ini merupakan sebuah penghinaan terhadap para pejuang rakyat. Republik Indonesia saat itu sudah berdiri, dan TKR juga sudah dibentuk sebagi pasukan negara.
Pagi itu, tanggal 10 November, serangan besar benar-benar dilakukan oleh tentara Inggris di kota Surabaya dengan meriam dari laut dan darat. Perlawanan pasukan Indonesia kemudian berkobar di seluruh kota, dengan bantuan yang aktif dari penduduk. Ribuan penduduk sipil tak bersalah menjadi korban kekejaman tentara Inggris.
Blauran, Surabaya 3 Oktober 1920 itulah tanggal kelahiran seorang patriot bangsa yang rela berjuang  dengan rakyatya untuk mempertahankan kemerdekaan Republik ini. Sutomo, itulah nama asli patriot bangsa yang kita kenal akrab dengan panggilan Bung Tomo. Bung Tomo adalah seorang yang terlahir dalam kondisi masyarakat dan lingkungan keluarga yang mengalami depresi ekonomi pada tahun 1930-an. Sehingga Bung Tomo dan keluarganya harus berjuang hidup dibawah tekanan. Bung Tomo sendiri ikut bekerja membantu orangtuanya. Jiwa patriot Bung Tomo sudah mulai terasah sejak ia bergabung dalam KBI (Kepanduan Bangsa Indonesia). Perolehan Lencana Elang merupakan prestasi terbaik Bung Tomo dalam KBI. Prestasi ini pula yang membuat Bung Tomo menjadi terkenal di kampungnya. Selain itu ternyata seorang Bung Tomo juga memiliki kemampuan dalam hal tulis-menulis yang pada akhirnya mengantarkan beliau menjadi wartawan Domei. PRI (Pemuda Republik Indonesia) yang tertarik dengan sosok seorang Bung Tomo yang memiliki banyak talentapun terkesima dan merekrut beliau kemudian menempatkannya dalam seksi penerangan.
                Kekuatan iman seorang Muslimlah yang melahirkan  jiwa patriot yang melekat pada diri Bung Tomo. Bagi Bung Tomo sebuah perjuangan dengan niat ikhlas membela kemerdekaan atas nama Allah  sangat diyakininya tidak akan mendatangkan kerugian sedikitpun. Bung tomo yang melihat pemerintah pada waktu itu dianggap terlalu lambat dalam menghadapi pergerakan belanda dan sekutu akhirnya mendirikan BPRI (Barisan Pemberontakan Rakyat Indonesia). Sejak tanggal 12 Oktober 1945 ia menjadi pucuk pimpinan di BPRI.
Pada pertempuran 10 November, Bung Tomo adalah salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang paling dihormati. Pihak Inggris pun kewalahan mengahdapi perjuangn rakyat Surabaya yang dipimpin oleh Bung Tomo. Peran Bung Tomo di masyarakat untuk terus menggerakkan semangat perlawanan pemuda-pemuda Surabaya sangatlah besar.
Tokoh-tokoh agama pendukung perjuangan yang terdiri dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok Jawa seperti KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai perlawanan (pada waktu itu masyarakat tidak begitu patuh kepada pemerintahan tetapi mereka lebih patuh dan taat kepada para kyai). Kalimat Allahu Akbar serta semboyan merdeka atau mati syahid menjadi semboyan yang sangat akrab pada perjuangan kala itu. Radio Perlawanan juga mengambil peran yang penting dalam prosesi perjuangan. Salah satu media informasi yang menampilkan semangat dan bergelora perjuangan yang kental. Hanya ada dua orang besar yang mampu mengobarkan semangat perlawanan melalui pidato-pidato yang disampaikan, Bung Tomo dan Soekarno. Selain itu Bung tomo pada rentan waktu tahun 1945-1949 juga membentuk pasukan berani mati. Yakni pasukan bom syahid yang siap mengorbankan jiwanya untuk menghancurkan pasukan belanda dan sekutu.
                Bung Tomo adalah seorang pejuang yang berjuang bersama para buruh, petani, tukang becak dan rakyat jelata tetap menjadi pribadi yang bersahaja dan tak mau menerima fasilitas dari pemerintah dalam bentuk apapun setelah revolusi kemerdekaan usai. Pejuang yang tetap memikirkan rakyatnya, memikirkan bangsanya, semuanya ia lakukan demi sebuah keyakinan bahwa Surga akan menanti dihadapannya.
Bung Tomo yang lahir sebagai patriot bangsa yang beriman baja menutup usianya ditempat yang suci dan pada hari yang dimuliakan Allah. Pada 16 Oktober 1981, setelah beliau melakukan wukuf di Arafah dalam rangkaian ibadah Hajinya, Bung Tomo menutup usianya.  [Kahar]

SEPENGGAL KISAH BERGABUNG DENGAN KAMMI


Oleh: Rohmat*

Saudara ku yang di rahmati Allah, inilah sepenggal kisah setelah saya bergabung dengan KAMMI. Bagiku kehidupan adalah sebuah perubahan, dari sesuatu yang lalu menjadi sesuatu yang baru. Saya meyakini bahwa perubahan akan senantiasa mengiringi kehidupan seseorang baik perubahan dalam arti peningkatan maupun perubahan yang bermakna penurunan. Meningkat dan menurunpun menjadi jalan bergelombang yang akan ditempuh oleh setiap orang.
            Perubahan menuju yang lebih baik dari sebelumnya yang harus selalu kita siapkan. Karena tidak akan berubah keadaan sebuah masyarakat dari kemungkaran dan kemaksiatan bila kita tidak berperan serta mengubahnya dari diri kita sendiri untuk melakukan perubahan menuju tatanan kehidupan yang Allah Ridlhoi. Inilah salah satu alasan  mengapa saya bergabung dengan KAMMI. Sebenarnya bergabung dengan KAMMI itu adalah sebuah  pilihan, seperti hal nya dihadapkan oleh 2 pilihan, yaitu baik dan buruk. Tapi disini saya setelah bergabung dengan KAMMI itulah wadah saya untuk menggali ilmu yang merupakan sebuah jalan untuk menemukan potensi diri saya yang terpendam. Menggali ilmu di KAMMI pun merupakan jalan untuk menemukan potensi alam semesta yang bertebaran dimanapun kita berada, disetiap tempat dan keadaan disemua peristiwa dan kejadian, disana ada ibrah dan hikmah sebagai hasil dari penemuan terhadap alam raya ini. Dan disinilah saya menemukan potensi diri saya menumbuhkan dan meningkatkan keyakinan akan keberadaan dan kebesaran Allah sehingga lahirlah pengabdian yang utuh, tunduk kepada Allah Al-Khaliq, Allah azza wa jalla. Di KAMMI saya juga menemukan ukhuwah yang indah layaknya saudara kandung. Ukhuwah bagi saya bukanlah seringnya kita berjumpa tapi ukhuwah adalah kita, kamu, aku disaat kita bisa saling memahami, meningkatkan kebersamaan dan menjalin ikatan dengan harapan semoga kita bisa berjumpa disurga kelak. Dan saya berpendapat bahwa bergabung dengan KAMMI itu adalah insya Allah kita sedang membangun, dan mempersiapkan sebuah pertemuan yang kekal, yaitu untuk menuju surganya Allah azza wa jalla. KAMMI itu adalah sebuah wadah bagi saya untuk mencari jati diri dan menegaskan diri. Karena disini saya menemukan banyak pelajaran hidup yang seharusnya dan semestinya saya lakukan untuk sebuah perubahan kearah yang lebih baik melalui potensi diri. Dan saya yakin bahwa semua orang mempunyai potensi diri. Jika kita berbicara dengan potensi diri, yak kita ingat bahwa semua orang mempunyai akal. Ketika saya masuk di KAMMI saya baru mulai menyadari bahwa “orang yang berakal itu bukanlah orang yang dapat membadakan hal yang baik dan hal yang buruk akan tatapi, orang yang berakal adalah orang yang dapat memilih hal yang terbaik diantara kedua hal yang buruk, seperti yang pernah disampaikan oleh sahabat nabi yaitu Umar Bin Khatab. Tetapi juga perlu diketahui bahwa saya masuk di KAMMI juga pernah beberapa kali mengalami apa yang disebut dengan kekecewaan. Tapi saya belajar menerima sebuah kekecawaan juga dari KAMMI. Bagi saya kesediaan untuk melihat manfaat pada setiap kekecewaan barangkali tampak sebagai suatu alasan klise dan nyata, tetapi bagi saya itu adalah pertanda dari orang-orang yang sukses.  
Dan untuk yang terakhir dari saya bahwa apapun yang sudah, sedang akan kita lakukan akan rusak, binasa bila tidak ditopang dengan keyakinan yang benar. Sebesar apapun karya kita, sehebat apaun kemampuan kita dan seluas apapun pengaruh kita, tidak akan menghasilkan buah yang bermanfaat tanpa benarnya keyakinan. Jadi, berbuat dan berkarya itu penting tapi lebih penting dari itu adalah keyakinan yang mendasari perbuatan dan karya tersebut. Keyakinan yang benar hanya akan tumbuh dan berkembang dalam area kebenaran dan lingkungan tauhid yaitu agama islam, sebagai satu-satunya system hidup yang diridlhoi  Allah Swt.
            “Kita masuk surga atau nerakabukan karena banyak sedikitnya amal kita, melainkan semata-mata karena Rahmat Allah SWT.” 
                                                                        *Penulis adalah Mahasiswa FIK angkatan 2011

Rabu, 14 November 2012

Refleksi : Menikmati Proses, Menghargai Hasil


Imam Bukhari meriwayatkan penuturan Khabbab, “Aku menghadap Rasulullah Saw. yang sedang berbaring berbantalkan sebuah selimut di dekat Ka’bah. Saat itu kami telah menerima perlakuan keras dari kaum musyrikin. Aku mengadu, ‘Apakah Anda tidak berdoa supaya Allah menolong kita?’
 
Mendengar pertanyaan itu, beliau langsung bangkit dan duduk dengan muka memerah. Kata beliau, “Orang-orang sebelum kalian dahulu di sisir tubuhnya dengan sisir besi hingga terurai daging dan uratnya dari tulang. Namun, itu tidak memalingkan mereka dari agama mereka. Allah Swt. pasti akan menyempurnakan agama Islam ini sehingga orang musafir bisa berjalan dari Shan’a ke Hadhramaut dengan aman, tanpa takut selain kepada Allah Swt. dan kepada serigala yang mungkin memangsa kambingnya. Akan tetapi, kalian ingin cepat berhasil.”
***
 
Sejarah kehidupan orang-orang terkenal menjadi hal menarik disimak karena kesuksesan dan pengaruh mereka yang sangat kuat terhadap banyak orang. Tetapi ada satu hal yang harus kita sadari, kesuksesan mereka tidaklah di dapat satu atau dua hari saja. Kesuksesan mereka berasal dari perjuangan, pengorbanan dan kesabaran yang memakan waktu cukup lama. Hanya orang-orang yang memiliki tujuan dan cita-cita saja yang berhasil meraih kesuksesan itu.
 
Eddie Cantor pernah mengatakan, membutuhkan dua puluh tahun untuk membuat kesuksesan semalam. Sedangkan Charles Spurgeon mengatakan, siput masuk ke dalam bahtera Nuh dengan ketekunan. Sebuah pengibaratan yang sangat tepat dalam memahami sebuah kesuksesan. Sarasate, pemain biola terbesar di abad sembilan belas dari Spanyol, pernah digelari pemain jenius oleh para kritikus musik. Menanggapinya, Sarasate menjawab, “Saya? Jenius? Selama tiga puluh tujuh tahun saya berlatih empat belas jam sehari, dan baru sekarang mereka mengatakan saya jenius?”
 
Kesuksesan itu juga pasti menemui hambatan, rintangan, dan kegagalan. Soichiro Honda bahkan mengatakan, keberhasilan mengandung 99% kegagalan. Lihat juga betapa banyaknya kegagalan yang dialami Thomas Alva Edison. Namun justru, dengan kegagalan itu mereka mendapat pelajaran berharga. Yaitu, tidak melewati kegagalan itu lagi dikemudian hari. Berani gagal adalah tanda orang yang berani memulai.
 
Sebagian besar manusia ingin cepat memperoleh hasil yang memuaskan, sehingga secara sadar atau tidak, manusia kerap mengikuti hawa nafsunya dan menghalalkan segala cara demi meraih kesuksesan yang diimpikannya. Jarang sekali yang berorientasi kepada proses, kebanyakan menghendaki kesuksesan instan, yang dengan cepat dapat dinikmati. Orang-orang seperti ini, seringkali menjadi budak hawa nafsunya. Hatinya tertutup, terkunci dari kebenaran. Tentu, ia akan jauh dari rahmat dan pertolongan Allah. Dan, suatu saat pasti ia akan merasakan akibat yang tidak sebanding dengan kenikmatan sesaat yang direguknya. 
 
Kita harus terus belajar untuk menikmati proses daripada menikmati hasil. Proses adalah sebuah rentang perjalanan yang mungkin teramat panjang, lama, dan penuh aral melintang. Tak jarang menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan. Dan, kita harus terus berlatih menikmatinya. Sebagai manusia normal, kita memang merindukan tercapainya cita-cita. 
 
Semua usaha membutuhkan proses, diawali dengan niat yang ikhlas, bahwa apapun tujuan kita harus tetap dalam koridor meraih ridha-Nya. Lalu akal, pikiran, tenaga, dan waktu kita kerahkan sepenuhnya untuk berikhtiar sungguh-sungguh, mewujudkan apa yang menjadi impian kita. Subhanallah, sebenarnya inilah yang disebut sebuah proses. 
 
Walaupun sepertinya terlihat menyulitkan, namun proses ini akan menjadi ladang amal yang luar biasa. Kita dapat meraup pertolongan, barakah Allah, tentu andai kita selalu istiqamah, sabar dalam menjalani setiap proses kehidupan kita. Menjadi jalan kian dekat kepada-Nya. Dan andaikan kita mendapatkan cita-cita kita, setelah melalui proses itu, kita akan menjadi orang yang lebih menghargai hidup, lebih bersyukur atas karunia yang dilimpahkan-Nya. Karena kita yakin, bahwa hanya dengan pertolongan Allah lah kita mampu melakukan semuanya. Maka, berjuanglah untuk meniti proses demi proses dalam kehidupan kita yang cuma sebentar ini. Adapun tentang hasil, kita serahkan sepenuhnya kepada Allah. Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan untuk tetap berjuang, bersabar agar kita dapat kian menikmati proses kehidupan yang mendewasakan diri. Wallahu’alam. [Nilaa]

Rabu, 07 November 2012

Perempuan Bukan Pengemis Kesetaraan

Oleh: Wahyu P Hidayat
Mahasiswa Pend Sosiologi 2009


Menurut Suryadi dan Idris, dalam bukunya Kesetaraan Gender dalam Bidang Pendidikan, gender adalah jenis kelamin sosial atau konotasi masyarakat untuk menentukan peran sosial berdasarkan jenis kelamin. Artinya masyarakat telah dengan sendirinya mampu mengidentifikasi peran-peran sosial yang 'cocok' untuk setiap jenis kelamin yang ada sebagai bentuk penghargaan. Akan tetapi yang tidak dapat dipungkiri adalah proses pengidentifikasian peran-peran sosial itu sangat bergantung pada budaya yang telah mapan di suatu masyarakat tertentu. Indonesia adalah negara yang memiliki budaya patriarkhi yang kuat.
 
Nilai-nilai kemanusiaan yang universal kiranya perlu diterapkan sebagai paradigma dalam membentuk hakikat kehidupan ini. Sebagaimana Islam menjunjung tinggi dan menghargai derajat kemanusiaan. Islam adalah agama yang datang dengan misi rahmatan lil'alamin. Paradigma yang ditawarkan oleh Islam telah jauh melampaui sekat-sekat etnis, suku, ras, negara bahkan jenis kelamin. Meski demikian ada sekian banyak distorsi pemahaman tentang Islam dan perempuan, khususnya ketika berkaitan dengan pembagian peran domestik dan peran publik bagi perempuan. 
 
Lantas sejatinya seperti apa Islam mengatur perempuan? Sebelum kedatangan Islam di daratan Arab, budaya patriarkhi sangat kuat dan membabi buta, perempuan menjadi sesuatu yang dianggap hina. Zaman itu perempuan dianggap sebagai sesuatu yang memalukan, seorang suami boleh memperistri perempuan tanpa ada batasan yang jelas, ketika seorang suami meninggal maka istri-istrinya dapat diwariskan ke ahli warisnya, bahkan banyak diantara mereka yang rela mengubur anak perempuannya secara hidup-hidup dikarenakan tidak berharganya perempuan dimata mereka. Dalam surat An-Nahl ayat 58-59 mengatakan “dan apabila seorang diantara mereka diberi kabar dengan kelahiran anak perempuan, hitam merah padamlah wajahnya dan dia sangat bersedih (marah). Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak disebabkan ‘buruk’-nya berita yang disampaikan kepadanya itu. (Ia berfikir) apakah ia akan memeliharanya dengan kehinaan ataukah menguburkannya kedalam tanah (hidup-hidup). Ketahuilah! Alangkah buruk apa yang mereka tetapkan itu.”
 
Paradigma berpikir yang melenceng ini perlahan menjadi lurus ketika Islam sudah mulai menyentuh peradaban di daratan Arab. Perempuan begitu dihargai dalam Islam, kehormatan sosial perempuan diatur dengan apik agar tetap terjaga. Ketika pada abad 18 feminisme mulai digelorakan di barat, kemudian muncul gerakan kesetaraan gender, hingga pada perkembangannya menuju pada tuntutan kesetaraan hak antara perempuan dan laki-laki. Jauh sebelum itu, 14 abad yang lalu Islam telah menggelorakan kesetaraan dan keadilan antara hak laki-laki dan perempuan. Konsep ini tercantum dalam surat An-Nahl ayat 97: “barangsiapa melakukan kebajikan baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka kami akan karuniakan kepadanya kehidupan yang baik.” Sejatinya Allah akan memberikan balasan bagi setiap hamba-Nya sesuai dengan kadar pekerjaan yang ia lakukan. Lantas bentuk kesetaraan dan keadilan yang seperti apalagi yang diperjuangkan oleh kaum feminis? Bukankah Islam telah memberikan solusinya?
 
Perempuan dan Politik
 
Dunia politik sering kali dimaknai dengan dunia laki-laki. Hukum rimba diyakini masih berlaku di dunia politik, Hobbes mengistilahkan hal yang demikian sebagai the man is wolf to man, manusia adalah serigala bagi manusia lainya. Sedangkan perempuan dalam budaya Indonesia (maupun di negara-negara lainnya) lebih banyak dikenal sebagai sosok yang lemah lembut, keibuan dan cenderung memilih kedamaian. Hal ini sangat bertentangan dengan gambaran politik menurut Hobbes yang terkesan keras. Imbas dari persepsi semacam ini dapat dirasakan pada dunia politik internasional maupun di tingkat domestik, Indonesia. Jumlah politisi perempuan yang menduduki jabatan publik di tata pemerintahan masih sangat minim. Seperti diberitakan media on-line, perwakilan PBB mengatakan bahwa keterwakilan perempuan dalam parlemen di beberapa negara sebagai berikut: Rusia memiliki 13,6% keterwakilan perempuan, Amerika Serikat 16,8%, Perancis 18,9%, Cina 21,3% dan Inggris 22,3%. Berbicara pada tingkat domestik, di Indonesia sendiri keterwakilan perempuan di DPR belum menembus angka 30%.
 
Eksistensi perempuan dalam dunia politik tidak boleh diabaikan, justru seharusnya lebih banyak disupport. Begitu pula kata Mahatma Gandhi "Banyak sudah pergerakan yang kandas ditengah jalan karena kita mengabaikan potensi dan eksistensi kaum perempuan" menguatkan pendapat ini, Kemal Ataturk dan Lenin mengatakan "Kita tidak bisa mengabaikan peran serta kaum perempuan karena kemenangan tidak akan tercapai jika melupakan peran kaum perempuan" (Lihat: Seokarno dalam Sarinah 1963). Dukungan terhadap perempuan tidaklah diartikan dengan menuntut dibuatnya aturan khusus yang menyatakan keterwakilan perempuan dengan kuota tertentu. Menuntut adanya kuota khusus semisal 20%, 30% atau bahkan 50% merupakan pelecehan bagi perempuan itu sendiri, perilaku ini justru melegitimasi bahwa perempuan memang kaum yang lemah. Bukankah ini tak ubahnya dengan mengemis?
 
Pendidikan politik bagi perempuan
 
Pendidikan politik pada perempuan kiranya perlu untuk digelorakan secara masal, hal ini ditujukan agar perempuan memiliki kesiapan untuk terjun ke dunia politik tanpa harus mengemis kebijakan. Pendidikan politik yang dimaksud disini meliputi 2 hal; pendidikan formal dan pendidikan non-formal (organisasi politik mahasiswa, LSM, atau yang lainnya) Senada dengan argumentasi diatas, anggota Fokus Politik Perempuan Bogor, Kartini Eriani, mengatakan, "Kaum perempuan perlu didorong agar bisa menggunakan hak untuk memilih dan dipilih dalam kehidupan sosial politiknya, untuk itu pendidikan politik menjadi penting bagi mereka."
 
Sedikitnya ada tiga hal yang harus terus menerus dilakukan untuk tetap menstabilkan kualitas perempuan sehingga tetap bisa fokus pada kepekaan sosial dan politiknya yakni melakukan pengembangan kecerdasan spiritual, melakukan kontrol terhadap kecerdasan emosional dan meningkatkan kecerdasan berpikir (intelegensia). Kecerdasan spiritual dibutuhkan sebagai bekal untuk mengambil sikap sehingga tidak lepas kendali, ia merupakan standing-point yang kokoh. 


Kecerdasan emosional pada perempuan harus bisa dikontrol sehingga anekdot bahwa perempuan cenderung memakai perasaan dalam memutusan sesuatu dapat dibantah. Kecerdasan rasionalitas akan dengan mudah didapatkan di dunia pendidikan, artinya perempuan harus didorong untuk lebih giat mencari ilmu baik dari institusi pendidikan yang formal maupun yang non-formal agar kedepannya mampu berssaing dengan siapapun dan dalam aspek apapun. Sehingga tahun-tahun kedepan kita akan menjumpai tokoh perempuan Indonesia yang memiliki kapasitas mumpuni semisal Benazier Butho yang menjadi Perdana Menteri Pakistan, Chandrika Bandaranaike Kumaratunga yang menjadi Presiden Srilanka, atau kita juga punya tokoh perjuangan dari kalangan perempuan yang membuat gentar sekian banyak kaum laki-laki dari kalangan penjajah, Cut Nyak Dien. Allahu 'alam bi shawab.

Senin, 05 November 2012

Jaulah Kampus III FIP UNY oleh KAMMI Komsat UNY

Jumat (11/05) telah dilaksanakan kegiatan yang ditunggu-tunggu oleh KAMMI Komsat UNY maupun masyarakat kampus III FIP UNY yaitu Jaulah Kampus. Kegiatan ini telah direncanakan jauh-jauh hari sebelumnya. Kegiatan yang sengaja dirancang sederhana dengan konsep lesehan dan ngobrol-ngobrol santai namun hangat, membuat acara ini ringan untuk diikuti. Tujuan jaulah ini adalahmembangun tali silaturahim dan sebagai awal komunikasi yang baik antara KAMMI dan masyarakat kampus III. Peserta jaulah yang datang tidak hanya pengurus KAMMI maupun yang telah ikut Dauroh Marhalah I saja, tapi ada juga beberapa mahasiswa yang ingin mengenal KAMMI turut pula bergabung. 
 
Bagi sebagian orang  yang belum mengenal KAMMI mungkin ada yang memberikan persepsi bahwa KAMMI adalah gerakan ekstrakampus yang harus dijauhi dan dihindari. KAMMI membuktikan bahwasanya KAMMI bukanlah seperti apa yang dipikirkan oleh sebagian mahasiswa tadi. Meskipun KAMMI merupakan gerakan yang konsen dan konsisten dalam bidang politik kampus, gerakan ini juga sangat memperhatikan kegiatan diranah Sosial. Dengan adanya Jaulah ke Kampus III ini, KAMMI dan sebagian mahasiswa Kampus III saling bertukar perbincangan mengenai kegiatan-kegiatan yang telah dan akan dilaksanakan baik itu oleh KAMMI maupun oleh Organisasi Mahasiswa Kampus III. Seluruh yang diperbincangkan adalah hal-hal positif yang menunjang peningkatan kapasitas dan keilmuan sebagai mahasiswa yang siap berguna bagi nusa dan bangsa. Semoga saja kegiatan-kegiatan seperti ini akan terus dilaksanakn sebagai pengerat tali silaturahim dan sebagai tempat untuk saling bertukar ilmu. [Kahar]

Sabtu, 03 November 2012

Kayak Begini Nih Baru Namanya Mahasiswa!!! [Profil Mz Dwi Apriyanto]

Sobat baru.... Ini dia nie salah satu orang hebat yang ideal buat kita jadikan contoh dan teladan buat kita semua. Terutama buat sobat baru yang baru aja masuk kampus UNY, ndak perlu bingung nyari contoh panutan di kampus. Pokoknya ndak ada ruginya meneladani jejak hidup tokoh kampus yang satu ini. Nah ayo bareng-bareng kita kupas tuntas tentang beliau.
 
Namanya Dwi Apriyanto, lahir di Kulon Progo, 25 April 1988. Orang penuh semangat menggelora yang berlabuh dikampus UNY tercinta ini pada tahun 2007 sebagai mahasiswa fakultas ilmu keolahragaan dan berhasil memboyong gelar sarjana S1 Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi pada tahun 2011 lalu. Sekarang beliau juga masih melanjutkan studi di UNY, mengikuti program Mahasiswa KKT UNY tahun ini. Tidak hanya itu, beliau juga udah sering merasakan hidup dan tinggal di luar negeri. Berkunjung dan belajar di negara lain. 
 
Hampir seluruh pengalamanya dia peroleh melalui proses belajar yang panjang. Yaah... salah satu tempat belajarnya yang paling berkesan buat beliau ialah lingkungan organisasi-organisasi yang beliau ikuti selama di kampus. Salah satunya saja adalah KAMMI UNY (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang menurut beliau adalah sebuah organisasi yang telah memberikan begitu banyak pengalaman dan pelajaran kepadannya. Selain itu dia juga bergabung di SKI (ROHIS Kampus), BEM, HIMA, dll.  Wawww...!!!
 
Berikut adalah rekam jejak organisasi yang pernah beliau ikuti. BEM FIK 2008 sebagai staf PSDM, anggota KAMMI komsat UNY, staf Sosmas KAMMI Daerah Sleman,  Ketua HIMA PJKR 2009, Ketua BEM FIK tahun 2009, ketua Ospek FIK UNY dan beliau juga pernah menjadi peserta International Conference on Sport. Disamping pengalaman organisasi yang tidak diragukan lagi, Mas Apri (sapaan akrab-red) juga sering diundang ke berbagai acara untuk menjadi pemateri.
 
Sibuk di organisasi tak lantas membuat beliau sepi prestasi. Banyak prestasi akademik yang telah beliau dapatkan antara lain Juara II Kompetisi Karya Tulis Mahasiswa (KKTM) Bidang IPS  Se Fakultas Ilmu Keolahragaan tahun 2009, Juara II Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Ilmu Keolahragaan tahun 2010, Juara I Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Ilmu Keolahragaan tahun 2011, High Achiever Student in Sports Section (Mahasiswa Berprestasi di Bidang Olahraga) tahun 2009 dan 2010, Peserta Presentasi MONEV Program Hibah Kompetisi asosiasi Profesi Mahasiswa (PHK-APM) tahun2010 di Surabaya, Juara II Mahasiswa Berprestasi Tingkat Universitas Negeri Yogyakarta tahun 2011, Peserta Pertukaran Mahasiswa (Student exchange) di Monash University Australia tahun 2010, Peserta Kunjungan Akademik (Sit In) di Prince of Songkhla University Pattani Thailand dan Wasit Futsal SUKMALINDO IV tahun 2011 antara Indonesia vs Malaysia.
 
Ditengah kepadatan aktivitasnya di organisasi dan rutinitas kuliah, beliau juga tetap menjadi seorang atlit sepakbola yang gagah sebagai panglima di lapangan hijau. Kiprah sebagai wasit futsal dan sepakbola juga pernah digelutinya. Ini dia segudang prestasi beliau di bidang olahraga. Juara I Kompetisi Sepakbola PENGCAB PSSI Kulonprogo tahun 2007, Juara III Sepakbola PENGDA CUP DIY tahun 2007, Top scorer PENGDA CUP DIY 2007, Juara IV  Sepakbola Walikota Cup tahun 2007, Juara III  Sepakbola Walikota Cup tahun 2008, Juara I Futsal antar Perguruan Tinggi Se- DIY tahun 2008, Juara III Kompetisi Sepakbola PENGCAB PSSI Kota yogyakarta tahun 2009, Juara III POMDA DIY Cabang Sepakbola tahun 2009, Kontingan BAPOMI DIY cabang sepakbola dalam POMNAS 2009 di Palembang, Pemain PERSIKUP Kulonprogo dalam Liga Indonesia Divisi III Regional DIY tahun 2004,2005,2006 dan 2008.
 
Tentunya dengan sejuta pengalaman dan kiprahnya di kampus ini beliau berhasil meraih seabreg prestasi yang membanggakan. Sudah pasti kebanggaan itu begitu dirasakan. Terutama oleh orang tua beliau, saudara, beliau sendiri dan teman-teman beliau, serta kampus ini juga sudah pasti sangat bangga memiliki mahasiswa seperti beliau. Mau?

Gimana pendapatnya tentang mas Dwi Apriyanto ini sobat baru? Luaarrrr biasa bukan? Makanya ketika sudah jadi mahasiswa kita tak boleh takut untuk bermimpi menjadi apapun. Ada banyak peluang dan kesempatan baik, manfaatkanlah sebaik mungkin. Ruang-ruang organisasi sudah siap menati anda, dan KAMMI UNY akan mengantarkan sobat baru agar bisa menjadi salah satunya diantara orang-orang seperti mas Dwi Apriyanto ini. Semangat !!!! [Erwin]

Jumat, 02 November 2012

Welcome MABA from KAMMI UNY :)

Assalamu’alaikum Wr.Wb
 
            Hi, Sobat Maba (mahasiswa baru-red). Bagaimana kabarnya? Kami harap kalian selalu tersenyum bahagia, karena senyum kalian energi bagi kami. Sekarang kalian sudah hampir meninggalkan masa remaja yang penuh cerita dan ceria. Memasuki dunia kampus yang begitu indah dan penuh kreativitas didalamnya. Dunia yang akan membuat kalian menjadi pribadi yang lebih dewasa. 
 
Selamat Datangdi Kampus Pendidikan
UNY, Leading in Character Education
 
Then, waktunya kalian tunjukkan kemampuan kalian dengan pertimbangan kebermanfaatan. Banyak sarana dikampus yang bisa digunakan seperti melalui organisasi ataupun perkumpulan-perkumpulan yang mendatangkan kebaikan. Akan lebih bijak lagi jika kita memilih bergabung di Organisasi berdasarkan tujuan dan niat awal kita.
 
Setiap abrasi yang melanda pantai berarti ia telah mengurangi daratan. Setiap tangis seorang ibu menjadi saksi kedurhakaan darah nya. Begitu pula dengan manusia, begitu pula dengan agama kita, begitu pula dengan diri kita sendiri. Setiap kematian diri, berarti bagian dari kematian umat manusia. Setiap  hilangnya sahabat, berarti hilang pula lah sebagian arti dari hehidupan kita. Karenanya Keimanan dan Ukhuwah (persaudaraan) menjadi begitu berarti. Dan persaudaraan adalah karakter perjuangan KAMMI. Karena KAMMI dan kalian adalah saudara.
 
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Selasa, 30 Oktober 2012

Refleksi : Menikmati Proses, Menghargai Hasil




Imam Bukhari meriwayatkan penuturan Khabbab, “Aku menghadap Rasulullah Saw. yang sedang berbaring berbantalkan sebuah selimut di dekat Ka’bah. Saat itu kami telah menerima perlakuan keras dari kaum musyrikin. Aku mengadu, ‘Apakah Anda tidak berdoa supaya Allah menolong kita?’
Mendengar pertanyaan itu, beliau langsung bangkit dan duduk dengan muka memerah. Kata beliau, “Orang-orang sebelum kalian dahulu di sisir tubuhnya dengan sisir besi hingga terurai daging dan uratnya dari tulang. Namun, itu tidak memalingkan mereka dari agama mereka. Allah Swt. pasti akan menyempurnakan agama Islam ini sehingga orang musafir bisa berjalan dari Shan’a ke Hadhramaut dengan aman, tanpa takut selain kepada Allah Swt. dan kepada serigala yang mungkin memangsa kambingnya. Akan tetapi, kalian ingin cepat berhasil.”
***
Sejarah kehidupan orang-orang terkenal menjadi hal menarik disimak karena kesuksesan dan pengaruh mereka yang sangat kuat terhadap banyak orang. Tetapi ada satu hal yang harus kita sadari, kesuksesan mereka tidaklah di dapat satu atau dua hari saja. Kesuksesan mereka berasal dari perjuangan, pengorbanan dan kesabaran yang memakan waktu cukup lama. Hanya orang-orang yang memiliki tujuan dan cita-cita saja yang berhasil meraih kesuksesan itu.
Eddie Cantor pernah mengatakan, membutuhkan dua puluh tahun untuk membuat kesuksesan semalam. Sedangkan Charles Spurgeon mengatakan, siput masuk ke dalam bahtera Nuh dengan ketekunan. Sebuah pengibaratan yang sangat tepat dalam memahami sebuah kesuksesan. Sarasate, pemain biola terbesar di abad sembilan belas dari Spanyol, pernah digelari pemain jenius oleh para kritikus musik. Menanggapinya, Sarasate menjawab, “Saya? Jenius? Selama tiga puluh tujuh tahun saya berlatih empat belas jam sehari, dan baru sekarang mereka mengatakan saya jenius?”
Kesuksesan itu juga pasti menemui hambatan, rintangan, dan kegagalan. Soichiro Honda bahkan mengatakan, keberhasilan mengandung 99% kegagalan. Lihat juga betapa banyaknya kegagalan yang dialami Thomas Alva Edison. Namun justru, dengan kegagalan itu mereka mendapat pelajaran berharga. Yaitu, tidak melewati kegagalan itu lagi dikemudian hari. Berani gagal adalah tanda orang yang berani memulai.
Sebagian besar manusia ingin cepat memperoleh hasil yang memuaskan, sehingga secara sadar atau tidak, manusia kerap mengikuti hawa nafsunya dan menghalalkan segala cara demi meraih kesuksesan yang diimpikannya. Jarang sekali yang berorientasi kepada proses, kebanyakan menghendaki kesuksesan instan, yang dengan cepat dapat dinikmati. Orang-orang seperti ini, seringkali menjadi budak hawa nafsunya. Hatinya tertutup, terkunci dari kebenaran. Tentu, ia akan jauh dari rahmat dan pertolongan Allah. Dan, suatu saat pasti ia akan merasakan akibat yang tidak sebanding dengan kenikmatan sesaat yang direguknya.
Kita harus terus belajar untuk menikmati proses daripada menikmati hasil. Proses adalah sebuah rentang perjalanan yang mungkin teramat panjang, lama, dan penuh aral melintang. Tak jarang menimbulkan kesusahan dan kesengsaraan. Dan, kita harus terus berlatih menikmatinya. Sebagai manusia normal, kita memang merindukan tercapainya cita-cita.
Semua usaha membutuhkan proses, diawali dengan niat yang ikhlas, bahwa apapun tujuan kita harus tetap dalam koridor meraih ridha-Nya. Lalu akal, pikiran, tenaga, dan waktu kita kerahkan sepenuhnya untuk berikhtiar sungguh-sungguh, mewujudkan apa yang menjadi impian kita. Subhanallah, sebenarnya inilah yang disebut sebuah proses.
Walaupun sepertinya terlihat menyulitkan, namun proses ini akan menjadi ladang amal yang luar biasa. Kita dapat meraup pertolongan, barakah Allah, tentu andai kita selalu istiqamah, sabar dalam menjalani setiap proses kehidupan kita. Menjadi jalan kian dekat kepada-Nya. Dan andaikan kita mendapatkan cita-cita kita, setelah melalui proses itu, kita akan menjadi orang yang lebih menghargai hidup, lebih bersyukur atas karunia yang dilimpahkan-Nya. Karena kita yakin, bahwa hanya dengan pertolongan Allah lah kita mampu melakukan semuanya. Maka, berjuanglah untuk meniti proses demi proses dalam kehidupan kita yang cuma sebentar ini. Adapun tentang hasil, kita serahkan sepenuhnya kepada Allah. Semoga kita senantiasa diberikan kemampuan untuk tetap berjuang, bersabar agar kita dapat kian menikmati proses kehidupan yang mendewasakan diri. Wallahu’alam. [Nilaa]
© Blog Komisariat KAMMI UNY
Maira Gall