Kamis, 03 Januari 2013

SEPENGGAL KISAH BERGABUNG DENGAN KAMMI


Oleh: Rohmat*
Saudara ku yang di rahmati Allah, inilah sepenggal kisah setelah saya bergabung dengan KAMMI. Bagiku kehidupan adalah sebuah perubahan, dari sesuatu yang lalu menjadi sesuatu yang baru. Saya meyakini bahwa perubahan akan senantiasa mengiringi kehidupan seseorang baik perubahan dalam arti peningkatan maupun perubahan yang bermakna penurunan. Meningkat dan menurunpun menjadi jalan bergelombang yang akan ditempuh oleh setiap orang. 
 
            Perubahan menuju yang lebih baik dari sebelumnya yang harus selalu kita siapkan. Karena tidak akan berubah keadaan sebuah masyarakat dari kemungkaran dan kemaksiatan bila kita tidak berperan serta mengubahnya dari diri kita sendiri untuk melakukan perubahan menuju tatanan kehidupan yang Allah Ridlhoi. Inilah salah satu alasan  mengapa saya bergabung dengan KAMMI. Sebenarnya bergabung dengan KAMMI itu adalah sebuah  pilihan, seperti hal nya dihadapkan oleh 2 pilihan, yaitu baik dan buruk. Tapi disini saya setelah bergabung dengan KAMMI itulah wadah saya untuk menggali ilmu yang merupakan sebuah jalan untuk menemukan potensi diri saya yang terpendam. 
 
      Menggali ilmu di KAMMI pun merupakan jalan untuk menemukan potensi alam semesta yang bertebaran dimanapun kita berada, disetiap tempat dan keadaan disemua peristiwa dan kejadian, disana ada ibrah dan hikmah sebagai hasil dari penemuan terhadap alam raya ini. Dan disinilah saya menemukan potensi diri saya menumbuhkan dan meningkatkan keyakinan akan keberadaan dan kebesaran Allah sehingga lahirlah pengabdian yang utuh, tunduk kepada Allah Al-Khaliq, Allah azza wa jalla. 
 
 
      Di KAMMI saya juga menemukan ukhuwah yang indah layaknya saudara kandung. Ukhuwah bagi saya bukanlah seringnya kita berjumpa tapi ukhuwah adalah kita, kamu, aku disaat kita bisa saling memahami, meningkatkan kebersamaan dan menjalin ikatan dengan harapan semoga kita bisa berjumpa disurga kelak. Dan saya berpendapat bahwa bergabung dengan KAMMI itu adalah insya Allah kita sedang membangun, dan mempersiapkan sebuah pertemuan yang kekal, yaitu untuk menuju surganya Allah azza wa jalla. KAMMI itu adalah sebuah wadah bagi saya untuk mencari jati diri dan menegaskan diri. Karena disini saya menemukan banyak pelajaran hidup yang seharusnya dan semestinya saya lakukan untuk sebuah perubahan kearah yang lebih baik melalui potensi diri. 
 
      Dan saya yakin bahwa semua orang mempunyai potensi diri. Jika kita berbicara dengan potensi diri, yak kita ingat bahwa semua orang mempunyai akal. Ketika saya masuk di KAMMI saya baru mulai menyadari bahwa “orang yang berakal itu bukanlah orang yang dapat membadakan hal yang baik dan hal yang buruk akan tatapi, orang yang berakal adalah orang yang dapat memilih hal yang terbaik diantara kedua hal yang buruk, seperti yang pernah disampaikan oleh sahabat nabi yaitu Umar Bin Khatab. Tetapi juga perlu diketahui bahwa saya masuk di KAMMI juga pernah beberapa kali mengalami apa yang disebut dengan kekecewaan. 
 
      Tapi saya belajar menerima sebuah kekecawaan juga dari KAMMI. Bagi saya kesediaan untuk melihat manfaat pada setiap kekecewaan barangkali tampak sebagai suatu alasan klise dan nyata, tetapi bagi saya itu adalah pertanda dari orang-orang yang sukses.  
 
Dan untuk yang terakhir dari saya bahwa apapun yang sudah, sedang akan kita lakukan akan rusak, binasa bila tidak ditopang dengan keyakinan yang benar. Sebesar apapun karya kita, sehebat apaun kemampuan kita dan seluas apapun pengaruh kita, tidak akan menghasilkan buah yang bermanfaat tanpa benarnya keyakinan. Jadi, berbuat dan berkarya itu penting tapi lebih penting dari itu adalah keyakinan yang mendasari perbuatan dan karya tersebut. Keyakinan yang benar hanya akan tumbuh dan berkembang dalam area kebenaran dan lingkungan tauhid yaitu agama islam, sebagai satu-satunya system hidup yang diridlhoi  Allah Swt.
 
            “Kita masuk surga atau neraka bukan karena banyak sedikitnya amal kita, melainkan semata-mata karena Rahmat Allah SWT.” 
                                                                        *Penulis adalah Mahasiswa FIK angkatan 2011
© Blog Komisariat KAMMI UNY
Maira Gall